Selasa, 04 February 2020 12:27 UTC
PANTAU ANTRAKS. Dinas Peternakan Jawa Timur saat menggelar bazar sapi murah di depan kantor. Saat ini Disnak Jatim tengah mengambil sampel sembilan sapi yang mati di Situbondo untuk diketahui penyebabnya. Foto: IST.
JATIMNET.COM, Surabaya – Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Jawa Timur Wemmi Niamawardi telah menginstruksikan kepada jajarannya untuk melakukan investigasi terkait kematian sembilan sapi di Situbondo.
Laporan terkait adanya sapi yang mati secara mendadak dalam jumlah banyak secara bersamaan baru diterima Wemmi pagi ini, Selasa 4 Februari 2020. Saat ini pihaknya telah mengirim tim untuk mencari tahu penyebab pastinya.
“Kami langsung melakukan investasi, dengan menugaskan beberapa personel dari Disnak Jatim,” ujar Wemmi dikonfirmasi, Selasa 4 Februari 2020.
Sejauh ini Wemmi mengaku belum mengetahu dan tidak ingin menduga-duga penyebab matinya sembilan ekor sapi. Pihaknya memilih menunggu hasil penelitian dari petugas. Menurutnya, petugas disnak dan laboratorium kesehatan hewan sudah dikirim untuk mengambil sampel.
BACA JUGA: Waspada Antraks, 127 Puskeswan di Jatim Diminta Pantau Hewan Ternak
Selanjutnya, kata Wemmi, sampel dari darah dan makanan sapi ini dibawa ke UPT Laboratorium Kesehatan Hewan di Malang untuk mengidentifikasi penyebab kematian tersebut.
“Saya belum mengetahui hasilnya karena baru saya tugaskan. Saya baru mendapat laporan pagi tadi. Mudah-mudahan bukan antraks,” kata Wemmi.
Sekadar diketahui, sebanyak sembilan ekor sapi milik warga Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, Situbondo mati hanya dalam tempo sepekan. Menurut Wemmi cukup mencurigakan lantaran tidak ada tanda-tanda sakit sebelumnya.
BACA JUGA: Menteri Pertanian Dorong Perbankan Salurkan KUR untuk Peternakan Sapi
Informasi yang diterima Jatimnet.com, awal kematian sapi massal ini bermula dari dua ekor. Kemudian bertambah menjadi tujuh ekor empat hari berikutnya.
Warga berharap kematian sapi ini mendapat perhatian dan penanganan yang cepat dari Disnak Jatim. Sehingga masyarakat tidak resah dengan sapi yang mati mendadak itu.
"Ini masih dilakukan investigasi. Kami mempunyai sumber daya di Integrasi Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS), kemudian di pusat kesehatan hewan di kabupaten. Pemprov juga memiliki UPT untuk melakukan investigasi ke arah sana,” kata Wemmi.