Kamis, 25 February 2021 04:20 UTC
Ilustrasi Penanganan pasien Covid-19.
JATIMNET.COM, Surabaya - Kementerian Sosial (Kemensos) menghentikan santunan untuk korban Covid-19 yang meninggal dunia sebesar Rp 15 juta. Menanggapi itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Timur Alwi telah menyampaikan kepada Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono.
"Kamis sudah laporkan kepada Pak Sekdaprov, kami lapor pimpinan, dan ya beliau minta waktu lah. Insya Allah beliau menurut hemat saya ada pemikiran untuk tidak terlalu merugikan masyarakat," ujar Alwi, Kamis 25 Februari 2021.
Hanya saja, ia mengaku belum mendapat arahan lebih lanjut terkait kebijakan lanjutan dari pemerintah provinsi terkait penghapusan santunan korban Covid-19. Namun, Alwi menegaskan, Pemprov Jatim menginginkan yang terbaik untuk masyarakat.
"Tapi saya belum tahu langkah apa yang akan diambil. Karena ini kan pada tataran kebijakan. Artinya masih terus menunggu sambil berkoordinasi. Kita juga kan pasti memikirkan bukan lalu melepas. Kita kan juga punya sikap empati juga tidak lalu cuek begitu," katanya.
Baca Juga: 142 Pasien Meninggal Karena Terkonfirmasi Covid-19 di Ponorogo Batal Dapat Santunan Kematian
Alwi belum ingin menduga-duga terkait kemungkinan kebijakan nanti seperti apa. Mengingat semuanya masih bisa berubah. "Ya mungkin saja (menggunakan anggaran daerah untuk santunan korban Covid-19). Tapi karena itu kebijakan kita tidak bisa mengira-ngira. Jangan-jangan yang dari pusat juga ada perubahan kan kita tak tahu," bebernya.
Sementara Dinsos Jatim menyebut, telah berkirim 1.480 berkas permohonan ke Kemensos. Namun baru 76 keluarga yang baru cair. Pemprov Jatim juga mengajukan 731 berkas susulan yang akan diajukan. "Kami kirim 1.480, yang akan dikirim lagi 731, yang sudah cair, itu 76," kata Alwi.
Semua berkas santunan itu yang sudah turun itu ikut dalam tahap pertama selama Covid-19 merebak di Indonesia. Sedangkan permohonan berkas-berkas yang diajukan berikutnya belum pernah sekalipun mengalami pencairan. "Setelah itu tidak ada lagi. Kami menanyakan, melalui surat ke Kemensos, tapi tidak ada jawabannya," ungkapnya.