Logo

Dinkes Terima 590 Informasi Masuk, Terdapat 67 Hoaks Mengenai Covid-19

Reporter:,Editor:

Kamis, 26 March 2020 23:01 UTC

Dinkes Terima 590 Informasi Masuk, Terdapat 67 Hoaks Mengenai Covid-19

no image available

JATIMNET.COM, Surabaya - Sejak laman https://lawancovid-19.surabaya.go.id mengenai deteksi dini Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)diluncurkan atau dibuka, Pemerintah Kota Surabaya menemukan banyak hoaks atau informasi tidak benar.

Hal tersebut berdasarkan dari pengecekan yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya telah melakukan pendataan terdapat 590 informasi yang masuk. Namun dari jumlah tersebut, terdapat 67 ini ternyata hoaks atau informasinya tidak benar.

“67 ini setelah dicek oleh Dinkes, ada yang mengaku iseng coba-coba, ada yang alamatnya setelah didatangi ternyata bukan di sana. Ada juga yang ngakunya diisian web habis bepergian, ternyata tidak kemana-mana,” kata Kepala Dinkes Kota Surabaya, Febriar Rachmanita, Kamis 26 Maret 2020.

BACA JUGA: Satu Warga Gresik Positif Covid-19, Dirawat di Surabaya

Feny panggilan akrabnya itu mengungkapkan, dalam aplikasi Lawan Covid-19, sebenarnya data dijaga kerahasiaannya, namun masyarakat juga diwajibkan agar mengisi dengan benar.

Sebab, jika saat masuk pertama kali dan melakukan pengisian data dalam form tidak lengkap, seperti user hanya mengisi nama atau alamat, maka secara otomatis bakal terhapus.

“Jadi sebenarnya yang coba-coba itu lebih dari 67, tapi sudah didelete (hapus) otomatis. Nah, yang 67 itu isian datanya lengkap tapi setelah dicek Dinkes, ternyata ditelpon tidak bisa, didatangi alamatnya bukan di situ, dan sebagainya,” imbuhnya.

BACA JUGA: PDP Covid-19 Balita di Kabupaten Probolinggo Bertambah

Sementara Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Surabaya, M Fikser mengaku sangat menyayangkan tindakan masyarakat yang hanya sekadar iseng atau main-main dalam menggunakan aplikasi deteksi dini.

Padahal data informasi yang disampaikan pengguna melalui aplikasi tersebut, menjadi dasar pemerintah dalam mengambil tindakan ke depan. Namun, pabila data yang diisikan tidak benar atau hanya sekadar iseng, pengguna tersebut bisa diproses sesuai dengan peraturan yang berlaku.

"Kita sayangkan ya yang terjadi, karena aplikasi Lawan Covid-19 yang kita buat bukan sekadar aplikasi main-main atau informasi biasa. Tapi ini kita coba memberikan keterangan yang jelas lalu tindakan pemerintah seperti apa," kata Fikser.