Senin, 30 August 2021 23:40 UTC
DITANGKAP KPK. Hasan Aminuddin (kiri) dan Puput Tantriana Sari (kanan) saat mendampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (belakang Puput) saat kunjungan di lokasi banjir di Probolinggo, Maret 2021. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo – Hasan Aminuddin bukan orang baru di kancah politik Probolinggo maupun Jawa Timur. Bahkan karir politiknya mampu mengantarkan pria berusia 56 tahun itu jadi Anggota DPR RI meski berpindah dari partai berbasis agama dan NU ke partai nasionalis.
Hasan lahir dari keluarga pesantren di Desa Rangkang, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Hasan memulai karir politiknya di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan mengantarkannya sebagai Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo periode 1992-1998.
Lalu, para kiai NU mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada tahun 1998. Melihat potensi PKB, Hasan berpindah jadi kader PKB. Pilihan politiknya tepat, ia kembali lolos jadi anggota legislatif, bahkan didapuk jadi Ketua DPRD Probolinggo periode 1999-2003.
BACA JUGA: Pasca Kabar OTT Hasan dan Tantri, Pemkab Probolinggo Dijaga Ketat
Tak hanya di legislatif, melalui jaringan politik dan basis massanya, Hasan berhasil menjadi Bupati Probolinggo selama dua periode, 2003-2008 dan 2008-2013.
Sebagaimana lazimnya kekuasaan dan kodrat manusia, harta, tahta, dan wanita adalah tiga hal yang saling berpengaruh dan bisa jadi ganjalan jika tidak dikelola dengan benar dan baik.
Di tengah masa jabatan sebagai bupati, Hasan bercerai dari istri pertamanya, Dian Prayuni, 52 tahun, kemudian menikahi Puput Tantriana Sari, 38 tahun, pada akhir tahun 2008.
Sempat terjadi perebutan harta gono gini antara Hasan dan Dian. Bahkan Dian pernah melaporkan Hasan ke Polda Jatim pada tahun 2009 terkait dugaan pemalsuan surat, penggelapan, dan penipuan harta gono gini.
BACA JUGA: Ditangkap KPK, Bupati Probolinggo dan Suaminya Anggota DPR RI Dibawa ke Jakarta
Puput yang akrab disapa Tantri adalah wanita kelahiran Ponorogo 23 Mei 1983 dan mantan karyawan BPD/Bank Jatim pada tahun 2004 hingga 2008.
Tantri akhirnya meneruskan dominasi Hasan di kabupaten penghasil mangga tersebut. Setelah Hasan menjabat bupati dua periode, Tantri menjadi bupati selanjutnya untuk dua periode pada 2014-2019 dan 2019-2024.
Karir politik Hasan di PKB juga menanjak. Ia pernah jadi Ketua DPW PKB Jawa Timur 2007-2009. Namun karir politiknya di PKB tidak berlanjut karena Hasan dikenal pro PKB Gus Dur.
Pada tahun 2013, ia berpindah ke Partai NasDem sampai menjadi Ketua Bidang Agama dan Masyarakat Adat DPP Partai NasDem. Dengan jaringan politik dan basis massanya yang masih loyal, Hasan berhasil jadi Anggota DPR RI dari Fraksi NasDem di Dapil Jatim II untuk periode 2014-2019 dan 2019-2024.
BACA JUGA: Hasan-Tantri Ditangkap KPK, Pegiat antikorupsi Probolinggo Cukur Gundul
Di balik kecemerlangan karir politik Hasan, sejumlah dugaan kasus korupsi dan penyalahgunaan jabatan muncul namun belum ada yang diusut aparat penegak hukum terutama Polri dan Kejaksaan. Hingga akhirnya Hasan dan Tantri ditangkap KPK bersama dua ajudan, lima camat, dan satu kepala desa atas dugaan jual beli jabatan, Senin dini hari, 30 Agustus 2021.
Salah satu LSM yang menyorot kinerja Hasan dan Tantri selama jadi bupati adalah Lumbung Informasi Rakyat (LIRA). Bupati DPD LIRA Kabupaten Probolinggo Syamsudin mengatakan pihaknya mendorong KPK mengusut tuntas dugaan kasus-kasus korupsi dan penyalahgunaan jabatan yang terjadi selama Probolinggo dipimpin Hasan dan Tantri.
"Kami mendorong agar KPK bisa mengusut tuntas kasus ini. Termasuk menyeret oknum-oknum pejabat pemerintah, baik itu pejabat desa atau lainnya agar menjadi efek jera," katanya.