Senin, 28 October 2019 23:39 UTC
Ilustrasi: GIlas Audi.
JATIMNET.COM, Surabaya – Pemerintah Provinsi Jawa Timur belum menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) atas carrier atau pembawa bakteri difteri yang melanda sejumlah siswa dan guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang.
Sejauh ini Pemprov Jatim memandang juga belum perlu melakukan lokalisasi, meskipun 212 siswa dan 15 guru MIN 1 Malang terjangkit difteri. Sebab sejauh ini pemerintah telah menangani difteri yang baru pertama kali menyerang kota Malang.
“Saat ini sudah ditangani dengan baik, dan upaya pencegahannya sudah kami lakukan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Kohar Hari Santoso ditemui di Gedung Negara Grahadi, Senin 28 Oktober 2019.
BACA JUGA: Kota Malang Terpapar Difteri, Dinkes Jatim Gelar Imunisasi November
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang telah memberikan penanganan melalui eritromisin atau pemberian antibiotik kepada para penderita carrier difteri. Harapannya, kuman yang dibawa oleh penderita tidak sampai menular ke orang lain.
Kohar meminta masyarakat tidak terlalu panik dengan penemuan kasus difteri di Kota Malang. Ia mengimbau agar tetap tenang dan memeriksakan diri jika ada gejala terkena difteri.
Kendati demikian, lanjutnya, ia mengimbau kepada masyarakat agar menjaga daya tahan tubuh, makan makanan bergizi dan melakukan imunisasi. “Masih banyak anak-anak ataupun masyarakat yang belum melakukan imunisasi lengkap. Sehingga sewaktu-waktu bisa terkena difteri,” tuturnya.
BACA JUGA: UNICEF Puji Banyuwangi Aman dari KLB Difteri
Dinkes Jatim berencana melakukan bulan imunisasi anak pada November mendatang. Kegiatan ini digelar untuk melakukan pencegahan penyakit difteri dengan memberikan imunisasi kepada para siswa di sekolah-sekolah.
Menurutnya, difteri bisa dicegah dengan cara imunisasi. “Nantinya akan dilaksanakan (imunisasi) secara bertahap selama sebulan penuh. Bukan pada siswa saja, tapi semua bayi dan wanita usia subur, termasuk calon pengantin. Wajib ikut imunisasi,” tandasnya.