Logo

Deteksi Sebaran Abu Vulkanik, Ditjen Hubud Intensifkan Sistem I-Wish

Reporter:,Editor:

Rabu, 06 February 2019 00:25 UTC

Deteksi Sebaran Abu Vulkanik, Ditjen Hubud Intensifkan Sistem I-Wish

Ilustrasi gunung meletus mengeluarkan abu vulkanik. Cheppy Canggih

JATIMNET.COM, Surabaya - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengintensifkan sistem informasi Integrated Webbased Aeronautical Information System Handling (I-WISH).

Sistem ini untuk memantau perkembangan pengaruh sebaran abu vulkanik kepada sektor penerbangan.  

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti mengatakan I-WISH adalah sistem informasi yang terintegrasi yang dikembangkan oleh Ditjen Perhubungan Udara.

BACA JUGA: Gunung Agung Meletus, Bandara I Gusti Ngurah Rai Normal

Sistem ini sebagai sarana koordinasi dan komunikasi dalam pengambilan keputusan terkait informasi persebaran abu vulkanik.

“Dalam sistem ini, stakeholder harus aktif terlibat menyampaikan informasi terkait tugas, fungsi serta kewenangannya dalam hal penanganan abu vulkanik atau lebih dikenal dengan Collaborative Decision Making (CDM),” ujarnya dalam siaran pers yang diterima redaksi, Selasa 5 Februari 2019.

Alur penanganan dampak abu vulkanik dilakukan berdasarkan referensi PM 95 tahun 2018 tentang PKPS 174 tentang Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan, PM 111 tahun 2018 tentang Pelayanan Informasi Aeronautika, KM 14 tahun 2009 tentang PKPS 170 tentang Peraturan Lalu Lintas Udara serta Doc 9766 Handbook On The International Airways Volcano Watch (IAVW).

BACA JUGA: Gunung Merapi Meletus, Mengeluarkan Abu Vulkanik

Sejumlah pihak yang terlibat dalam sistem ini antara lain Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), VAAC Darwin, Otoritas Bandar Udara (OBU), Direktorat Navigasi Penerbangan, Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) serta pihak maskapai penerbangan.

Polana mencontohkan, ketika terjadi erupsi, PVMBG akan melakukan pengamatan aktivitas pra letusan dan letusan gunung berapi. Kemudian menyampaikan informasinya kepada sejumlah otoritas terkait lainnya.

BACA JUGA: Gunung Agung Erupsi, Sejumlah Wilayah Terdampak Hujan Abu

Sedangkan, BMKG melakukan pengamatan kondisi cuaca terus menerus yang mempengaruhi operasi penerbangan dalam wilayah tanggung jawabnya.

Selain itu, mempersiapkan informasi SIGMET yakni informasi tentang terjadi atau prakiraan akan terjadinya fenomena cuaca tertentu di sepanjang rute penerbangan yang dapat mempengaruhi operasional operasional pesawat.

Begitu dengan instansi lain yang terlibat. Mereka juga berkewajiban memberikan informasi sesuai dengan tugas, pokok dan fungsinya masing-masing.