Logo
Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang

Desak Manajemen Arema FC Perbaiki Aspek Keamanan, Aremania Jember Tarik Diri

Reporter:,Editor:

Selasa, 04 October 2022 12:20 UTC

Desak Manajemen Arema FC Perbaiki Aspek Keamanan, Aremania Jember Tarik Diri

Suasana lilin duka Aremania bersama fans sepak bola lain di Jember

JATIMNET.COM, Jember - Penyalaan lilin duka untuk mendoakan korban tragedi Kanjuruhan bergema di berbagai penjuru negeri. Di Jember, Jawa Timur, komunitas Aremania bersama sejumlah komunitas penggemar sepak bola lain seperti Bonek Persebaya menggelar malam renungan dan doa bersama di lapangan Alun-alun Jember. Mereka kompak berdoa bersama agar sepak bola tanah air bisa lebih baik ke depan.

"Kami berdama saudara-saudara dari elemen suporter lain berdoa semoga ini adalah kejadian yang terakhir. Tragedi Kanjuruhan ini semoga jadi  titik balik untuk lebih menjaga perdamaian dan kerukunan antar suporter di seluruh tanah air," ujar Rendy Oktoriansyah, koordinator Aremania Jember kepada jatimnet pada Selasa 4 Oktober 2022 malam 

Selain berdoa, keluarga besar Aremania Jember juga menuntut dibukanya investigasi menyeluruh terhadap kesalahan prosedur baik dari panpel, kepolisian dan pihak-pihak lain yang mempunyai kapasitas dalam jalannya laga Arema vs persebaya pada tgl 1 Oktober 2022 lalu. 

Tak hanya itu, Aremania Jember juga mendeklarasikan menarik diri dari klub sepak bola asal Malang tersebut. Karena itu, -hingga batas waktu yang belum ditentukan-, Aremania Jember membekukan semua bentuk kegiatan kecuali yang berkaitan dengan pemulihan para korban dan keluarga korban.

Baca Juga: Kementerian PPPA Catat 33 Anak Jadi Korban Meninggal Dalam Tragedi Kanjuruhan

Pemutusan hubungan dengan Ara FC ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan fans sekaligus desakan agar manajemen klub bisa segera berbenah tentang sistem tiket dan keselamatan didalam dan diluar stadion.

"Selama ini manajemen Arema FC abai dalam mengantisipasi aspek keamanan khususnya pada laga-laga besar yang menyedot penonton dalam jumlah besar. Seperti saat Arema FC melawan Persebaya, Persija dan Persib Bandung. Jauh di bawah standar keamanan dari FIFA," ungkap Rendy.

Selma bertahun-tahun, Aremania harus merasakan suasana tidak aman ketika menyaksikan laga klub kesayangannya di kandang. Salah satunya soal copet yang dinilai sudah sangat terorganisir di stadion. "Padahal, saat kita beli tiket, seharusnya diikuti dengan jaminan keamanan juga," sambung Rendy.

Baca Juga: Supporter Bola di Kota Probolinggo Gelar Doa Bersama untuk Korban Tragedi Kanjuruhan Malang

Tolak Pengalihan Isu Over Kapasitas Penonton

Sorotan lain, menurut Aremania Jember adalah soal banyaknya penonton tanpa tiket di sejumlah laga besar yang dimainkan Arema FC. Mereka adalah penonton yang tidak membeli tiket secara resmi lalu terindikasi menyuap petugas jaga atau mendapat jalur khusus karena masih berkerabat dengan perangkat pertandingan 

"Itu salah satu penyebab menumpuknya penonton. Karena jumlah penonton tidak disesuaikan dengan kapasitas stadion. Ini akan jadi berbahaya sekali untuk pertandingan dengan tensi tinggi seperti kemarin," ungkap Rendy. 

Meski demikian, Aremania Jember enggan menyimpulkan  peristiwa Kanjuruhan dipicu oleh Panpel yang dikabarkan mencetak tiket melebihi ambang batas aman. Sebab saat ini, terindikasi ada upaya pengaburan isu dari fakta tentang kesalahan prosedur yang dilakukan oleh aparat keamanan.

"Soal isu tiket kelebihan, kita tidak mau termakan isu liar yang digunakan untuk mengaburkan fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan. Tetapi penggunaan gas air mata oleh aparat itu sudah jelas terlihat di video. Jelas sekali aparat berlebihan dalam melakukan pengamanan yang itu melanggar standar FIFA," tegas Rendy.

Kabar kelalaian Panpel yang disebut mencetak tiket melebihi batas saat pertandingan kemarin, menurutnya harus dibuktikan dari hasil penyelidikan dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang kini sedang bekerja.