Rabu, 15 April 2020 02:00 UTC
DEPORTASI: Sebanyak 78 Pekerja Migran Indonesia yang berada di Malaysia di deportasi dan sudah berada di Medan sejak tanggal 9-10 April. Foto: Istimewa
JATIMNET.COM, Surabaya - Sebanyak 78 Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jawa Timur di deportasi, pihak otoritas Malaysia. Lantaran di negara tersebut saat ini juga sedang mengantisipasi virus corona agar tidak makin meluas.
Mereka sudah dipulangkan melalui embarkasi Medan dengan empat penerbangan Malaysian Airlines, pada tanggal 9-10 April. Atas insiden tersebut di tengah pandemi Covid-19, Disnakertrans Provinsi Jawa Timur melakukan koordinasi dengan Disnakertrans Provinsi Sumatera Utara.
Deportasi tersebut dibenarkan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan dan Perlindungan Tenaga Kerja, Budi Rahardjo, kalau pihaknya akan menerima pekerja migran yang di deportasi dari Malaysia. Ia mengingatkan di tengah merebaknya virus Corona ada yang perlu diwaspadai.
BACA JUGA: Dampak Covid-19, Nasib 1633 Pekerja Migran Asal Jatim Tidak Menentu
Sebab, 78 PMI ini masih belum diketahui pasti apakah statusnya sudah masuk PDP (Pasien Dalam Pengawasan) maupun ODP (Orang Dalam Pemantauan). Meski mereka saat di Medan semuanya sudah menjalani protokol keimigrasian, dan pemeriksaan kesehatan.
Namun, tetap akan diperiksa kembali saat tiba di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda Kabupaten Sidoarjo dengan menjalani rapid test. "Di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini kita masih belum mengetahui pasti statusnya. Tetapi tetap harus waspada, karena masih menunggu dari swab-nya," kata Budi kepada jatimnet.com, Rabu 15 April 2020
78 pekerja migran yang di deportasi ini terbanyak wilayah Madura, yakni Pamekasan 18 orang, Sampang 12, Jember 10, Bangkalan 7, Sumenep 4, Gresik 4, Tuban 3, Lumajang 3. Kemudian Ponorogo, Tulungagung dan Surabaya itu masing-masing 1 pekerja migran.
BACA JUGA: Covid-19, Pekerja Migran Indonesia Mudik
Selanjutnya, Bojonegero, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Pasuruan, Banyuwangi, Magetan, Malang, Situbondo dan Ngawi, masing-masing daerah ini satu pekerja migran indonesia.
"Untuk mengantisipasi penyebaran virus, nantinya kita akan koordinasi dengan Disnaker kabupaten/kota untuk melakukan penjemputan dan pemantauan kesehatan dengan isolasi mandiri sesuai protokol WHO," katanya.