Logo

Demo PMII Tuntut Reforma Agraria di Jember Berujung Ricuh

Reporter:,Editor:

Selasa, 15 October 2019 15:12 UTC

Demo PMII Tuntut Reforma Agraria di Jember Berujung Ricuh

PERSUASIF. Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal saat berdialog dengan perwakilan mahasiswa. Foto: Faizin Adi.

JATIMNET.COM, Jember – Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jember kembali turun ke jalan. Aksi ini merupakan lanjutan dari aksi pada 25 September 2019 lalu, yang menuntut Bupati Jember untuk serius menjalankan amanat Reforma Agraria.

Aksi di depan kantor pemkab di selatan alun-alun kota, Selasa 15 Oktober 2019, itu sempat ricuh. Penyebabnya tuntutan mahasiswa untuk bertemu Bupati Jember, dr Faida, tidak dipenuhi.

“Tidak cukup hanya ditemui pejabat eselon satu. Kami ingin ibunya rakyat Jember, karena selalu tidak pernah mau ditemui,” ujar salah satu korlap.

Tidak bisa bersua dengan Bupati Jember membuat mahasiswa memaksa masuk ke Kantor Pemkab Jember. Namun aksi itu dicegah aparat kepolisian. Puncaknya terjadi adu dorong hingga mengakibatkan beberapa mahasiswa terluka. Selain itu, pagar kantor pemkab juga roboh.

BACA JUGA: Massa Aksi Demo PMII Jember Kecewa Tidak Ditemui Bupati

“Kami menuntut bupati segera membentuk Gugus Rugas Reforma Agraria (GTRA) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR),” ujar Zainal Arifin, salah satu korlap aksi saat dikonfirmasi wartawan.

Menurut Zainal, mengacu pada Permen ATR/ Kepala BPN Nomor 16 Tahun 2018 tentang RDTR, Pemkab Jember sebenarnya tidak dapat mengeluarkan izin pemanfaatan ruang sebelum adanya RDTR.

“Namun Pemkab Jember seolah tutup mata, dengan tetap mengeluarkan izin tanpa ada RDTR,” lanjut Zainal.

Sementara Kapolres Jember, AKBP Alfian Nurrizal yang memimpin pengamanan memilih upaya persuasif dengan mengundang beberapa perwakilan aktivis PMII berdialog dengan bupati.

BACA JUGA: Tolak Regulasi Ngawur, Ribuan Mahasiswa Jember Demo DPRD

Namun upaya perwira yang belum sebulan menjabat di Jember ini mentah karena tidak disambut. “Saya sudah telpon dan video call dengan bupati, tapi tidak diangkat,” tutur Alfian.

Selain itu, beberapa mahasiswa juga ada yang pingsan. Namun Alfian menjelaskan jika mahasiswa yang pingsan disebabkan cuaca yang panas bukan karena bentrok. “Kami sudah menjalankan pengamana sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP),” lanjut mantan Kapolres Probolinggo Kota ini.

Tercatat dua mahasiswa PMII yang dilarikan ke rumah sakit karena bentrok. Keduanya adalah Rangga Everestiyantoro (Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember) dan Latifurrahman (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Jember).

Terkait hal tersebut, Kapolres Jember dikabarkan malam ini menjenguk ke rumah sakit tempat kedua mahasiswa dirawat.