Rabu, 25 September 2019 13:34 UTC
TURUN JALAN: Mahasiswa PMII Jember turun ke jalan mendesak reforma agraria. Aksi ini juga terkait dengan Hari Tani Nasional kemarin. Foto: Faizin Adi.
JATIMNET.COM, Jember - Ribuan massa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dari berbagai kampus di Jember yang menggelar aksi demo di depan Kantor Bupati Jember kecewa tidak ditemui Bupati Faida. PMII turun ke jalan mendesak agar bupati segera membentuk Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) di Jember.
Massa hanya ditemui oleh Kepala Bakesbangpol dan Asisten Pemerintahan Pemkab Jember.
"Bupati Jember selalu menghindar saat ditemui rakyatnya. Kami menagih komitmen bupati untuk berpihak kepada rakyat," kata Nurul Hidayah, koordinator aksi PMII Jember.
Massa PMII Jember juga menuntut bupati agar memperbaiki regulasi perizinan usaha bagi investor. Dari beberapa kali pendampingan yang dilakukan aktivis PMII, kerap kali perizinan usaha di Jember justru merugikan masyarakat pedesaan yang ada di sekitar lokasi usaha.
BACA JUGA: Tolak Regulasi Ngawur, Ribuan Mahasiswa Jember Demo DPRD
Sementara tuntutan pembentukan GTRA dipandang penting untuk segera dilakukan pemerintah daerah, karena sebagai bagian dari proses penataan penguasaan dan kepemilikan tanah objek land reform.
"Kami mendesak Bupati Jember untuk segera membentuk GTRA di Jember serta Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten Jember," papar Nurul.
Massa PMII menggelar aksi berjalan kaki (long march) dari depan Kampus Univesitas Jember menuju kantor bupati. Sembari membawa spanduk tuntutan dan meneriakkan yel-yel, massa PMII juga mengumandangkan selawat untuk membakar semangat.
Aksi sempat memanas ketika polisi memaksa memadamkan pembakaran ban yang dilakukan mahasiswa. Namun tensi panas segera turun setelah diredam oleh pimpinan dari PMII dan kepolisian.
REFORMA: Massa aksi menyuarakan tuntutan Reforma Agraria dan mengecam RUU Pertanahan. Foto: Faizin Adi.
Melalui pengeras suara, koordinator aksi juga meminta agar massa tidak sampai merusak tanaman dan bunga yang ada di taman kantor bupati, ketika mereka meletakkan spanduk tuntutan.
"Mari kita tunjukkan kecintaan kita terhadap lingkungan dan tidak merusak fasilitas negara," ujar salah satu koordinator massa melalui pengeras suara saat mengingatkan rekan-rekannya.