Logo

Demi Kepuasan, Pasutri Ini Lakukan Seks Nyeleneh Dengan Tukar Pasangan

Reporter:

Rabu, 10 October 2018 12:04 UTC

Demi Kepuasan, Pasutri Ini Lakukan Seks Nyeleneh Dengan Tukar Pasangan

Pasangan swinger Eko-Dwi (mengenakan penutup kepala) mengaku telah melakukan aksinya sebanyak tujuh kali demi menutupi kebutuhan hidup. FOTO: M.Khaesar Januar Utomo.

JATIMNET.COM, Surabaya – Aparat kepolisian terus mendalami kasus seks nyeleneh dengan ganti pasangan atau lebih dikenal dengan sebutan swinger yang dilakukan pasangan suami-istri Eko Hardianto-Dwi, ditangkap di Hotel Oval, Minggu, 7 Oktober 2018 sekitar pukul 20.30 WIB.

BACA JUGA : ISTRI HAMIL DELAPAN BULAN DIJUAL UNTUK SWINGER

Menurut Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Festo Ari Permana, dalam penyelidikan dan penyidikan menyebutkan jika aksi swinger (tukar pasangan demi fantasi dan kepuasan seksual) yang dilakukan Eko-Dwi sudah tujuh kali.

Keterangan ini berbeda dari pengakuan tersangka Eko yang kebetulan menjadi admin saat di hadapan penyidik yang mengaku baru melakukan aksi swinger sebanyak tiga kali, Selasa 9 Oktober 2018.

BACA JUGA: PESTA SEKS TUKAR PASANGAN DI MALANG DIGEREBEK

“Semuanya dilakukan di Jawa Timur. Pada saat berkunjung ke kota lain, mereka selalu membagi informasi di akun twitter dengan nama @ekodok87,” terang Festo, Rabu 10 Oktober 2018.

Festo menambahkan kedua pasangan ini memasang tarif antara Rp750 ribu hingga Rp1 juta untuk sekali kencan. Apabila ada pelanggan yang tertarik, keduanya mewajibkan untuk mengirim foto pasangan termasuk (maaf) kemaluan calon pelanggan.

“Jika sang istri tertarik, kesepakatan berlanjut ke hotel tempat mereka menginap pada saat di luar kota,” lanjut Festo.

Bahkan Eko tidak ragu menawarkan istrinya yang tengah hamil delapan bulan untuk melakukan swinger bareng pelanggannya. Berdasarkan pengakuan Eko kepada penyidik, banyak pelanggan yang mengaku merasakan sensasi seks saat berhubungan badan dengan wanita hamil yang bukan istrinya.

Eko menilai seks nyeleneh dengan melakukan aksi swinger atau bertukar pasangan ini bukan semata kepuasan dan sensasi seksual. “Eko tidak memiliki pekerjaan, dan selama ini hidup dibiayai oleh orang tuanya. Jadi, dia menfaatkan aksi tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya,” bebernya.