
Reporter
Restu C WidariKamis, 3 Desember 2020 - 04:20
Editor
Bruriy Susanto
JUARA: Kelompok mahasiswa UK Petra berjudul "Day Dream" berhasil meraih juara dua, dalam Lomba Nasional Kreativitas Mahasiswa LO Kreatif 2020 yang diadakan oleh APTISI Wilayah VII Jawa Timur. Foto: Restu
JATIMNET.COM, Surabaya - Sebuah video pendek karya kelompok mahasiswa UK Petra berjudul "Day Dream" berhasil meraih juara dua, dalam Lomba Nasional Kreativitas Mahasiswa LO Kreatif 2020 yang diadakan oleh APTISI Wilayah VII Jawa Timur.
Kelompok yang menamakan dirinya “Ndadakz team” ini beranggotakan Johanes Yudi Prihadi prodi Business Management, Nicholas Jason Santoso prodi Desain Komunikasi Visual, Geraldo Vincent Chandra prodi Management Perhotelan, dan Jerico Sasmita Adi prodi International Business Management.
"Kami sangat bahagia akan prestasi ini. Sebenarnya kami sudah lama mengetahui adanya lomba ini, akan tetapi baru mendaftar mendekati hari terakhir penyerahan karya. Makanya nama tim kami Ndadakz (mendadak)," kata Johanes, Rabu 2 Desember 2020.
Saat perlombaan, mereka bersaing dengan 117 tim dari universitas lain di seluruh Indonesia. Berbekal peralatan pribadi, tim ini menyusun konsep hanya dalam waktu dua hari. Sedangkan untuk proses syuting hanya memakan waktu satu hari dan proses editing membutuhkan waktu hingga dua hari.
BACA JUGA: Moersid Gallery, Karya Mahasiswa UK Petra Wakili Indonesia di Kontes Arsitektur Tingkat Asia 2020
"Proses awal sampai akhir include sama brainstorming ide, scripting, dan editing sampai selesai finish itu sekitar satu mingguan. Deadline lombanya juga mepet, kan kita ikutnya mendadak juga," ia menuturkan.
Sebagai informasi, video Day Dream yang berdurasi dua menit itu bercerita mengenai mahasiswa yang beranjak keluar dari kebosanan akibat pandemi Covid-19.
Menurut Johanes, banyak orang terpuruk karena harus berada di rumah terus menerus. Sehingga ia ingin menyampaikan bahwa meski masa pandemi, namun semua orang bisa beranjak dari penjara kebosanan dan melakukan aktifitas, asalkan tetap mematuhi protokol kesehatan.
"Ini seperti pesan ajakan kalau kita ini masih bisa membuat waktu kita disaat pandemi ini lebih produktif, jadi mengajak penonton itu agar tidak malas-malasan di rumah, tidak membuang-buang waktu disaat pandemi ini, karena karantina itu bukan alasan kita tidak jadi produktif," ia mengungkapkan.
BACA JUGA: Dua Mahasiswi UK Petra Juara di Surabaya Fashion Designer Award 2020
Lebih lanjut, Johanes menyebut bahwa Ndadakz team juga menghadapi tantangan dan kesulitan yang tak bisa diprediksi saat proses pembuatan video, seperti cuaca yang tidak bisa diprediksi hingga membuat mereka harus mengganti konsep secepatnya.
"Sebenarnya banyak kesulitan di tim kita, mulai dari jadwal, lokasi, cuaca, dan penulisan scriptnya itu dengan dua menit durasi maksimalnya, itu tantangan terbesarnya. Karena dengan dua menit merangkum cerita yang bermakna banyak itu susah, akhirnya kita buat scriptnya relay on voice over, secara tersirat," ia memaparkan.
Kendati demikian, usaha mereka pun tak sia-sia. Pasalnya, dari 117 tim yang mendaftar hanya 15 tim saja yang dinyatakan sebagai finalis, termasuk Ndadakz team. Mereka pun berhak mendapatkan uang tunai sebesar Rp 2 juta dan E-Serifikat.
"Kekuatan terbesar dari video Day Dream ada divisualnya, juri juga kagum dengan visual kita. Katanya movement-nya bagus, transition juga smooth. Penasaran videonya? Tonton saja di https://youtu.be/DYx847TvDak," ia memungkasi.