Logo

Covid-19 Varian Deltacron Belum Masuk Indonesia

Disiplin prokes tetap harus dijalankan
Reporter:

Rabu, 16 March 2022 05:00 UTC

Covid-19 Varian Deltacron Belum Masuk Indonesia

Ilustrasi penanganan pasien Covid-19

JATIMNET.COM, Surabaya – Varian baru masih bermunculan hingga memasuki tahun ketiga pandemi Covid-19. Jenis terbaru virus Corona adalah Deltacron yang merupakan gabungan dari varian Delta dan Omicron. Deltacron kali pertama ditemukan di Siprus.

Melansir dari berbagai sumber, temuan itu berdasarkan genomik oleh para ahli virology di L’Institut Pasteur di Paris. Laporan itu akhirnya dikirim ke database Covid Internasional, GISAID pada Selasa, 8 Maret 2022. Dengan demikian, Deltacron telah resmi dinyatakan sebagai varian baru Covid-19.

BACA JUGA : Kasus Aktif Covid-19 di Surabaya Berkurang, Tingkat Kesembuhan 93 Persen

Hingga kini, gejala seseorang terinfeksi virus Corona varian ini seperti halnya dengan varian Omicron. Ini  ditandai dengan pilek, batuk, hingga kelelahan. Namun demikian, belum ada penjelasan lebih lanjut terkait gejala penderita Deltacron.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyatakan bahwa varian ini belum menyebar di Indonesia. “Sampai saat ini varian Deltacron belum kami deteksi di Indonesia,” kata dia dalam keterangan pers.

Namun demikian, upaya antisipasi dan pencegahan tetap perlu dilakukan. Adapun caranya dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan saat menjalankan aktivitas setiap hari. Caranya dengan gerakan 5 M (memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas).

Menanggapi hal itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof.dr.Zubairi Djurban, Sp.PD., mengatakan bahwa masih banyak yang belum bisa dipastikan dari varian Deltacron. “Hanya sedikit data yang dapat digunakan untuk mengukur khawatir atau tidak. Namun, sejumlah ahli mengatakan bahwa varian ini harus diawasi,” kata Prof. Zubairi dikutip dari cuitannya di Twitter, Senin, 14 Maret 2020.

BACA JUGA : Virus Corona Terus Bermutasi, Ini Tips Agar Tetap Aman Beraktivitas

Dari temuan awal, ia melanjutkan, para peneliti baru mengidentifikasi kasus infeksi Deltacron di Amerika Serika, Prancis, Denmark, Inggris, dan Belanda. “Apalah Deltacron lebih menular dan mematikan?. Mungkin sekali tidak berbahaya ketimbang omicron. Belum bisa dipastikan. Karena jumlah kasusnya masih amat sedikit,” ujar Prof.Zubairi

"Apakah Deltacron lebih menular dan mematikan? Mungkin sekali tidak berbahaya ketimbang varian omicron. Belum bisa dipastikan. Karena jumlah kasusnya masih amat sedikit," kata Prof. Zubairi.