Logo

Cegah Aksi Premanisme Pesilat, Pemkab Kumpulkan Seluruh Perguruan Silat di Jember

Reporter:,Editor:

Rabu, 09 June 2021 02:20 UTC

Cegah Aksi Premanisme Pesilat, Pemkab Kumpulkan Seluruh Perguruan Silat di Jember

Ilustrasi pesilat

JATIMNET.COM, Jember – Seluruh perguruan silat yang ada di Jember akan dikumpulkan di Pendopo Wahyawibawagraha pada Rabu 9 Juni 2021. Pertemuan tersebut digelar oleh Pemkab Jember melalui Bakesbang Linmas bersama Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jember serta Polres. 

“Ini lanjutan dari pertemuan kemarin di DPRD Jember, untuk mewujudkan perdamaian dan persaudaraan antar perguruan silat. Berdasarkan data, ada 30 perguruan silat yang eksis di Jember,” ujar Agus Supaat, Ketua IPSI Jember saat dikonfirmasi Jatimnet.com pada Rabu 9 Juni 2021.

Sebelumnya, 27 Mei 2021, DPRD Jember menggelar pertemuan dengan mengundang IPSI serta dua perguruan silat dengan anggota terbesar di Jember, yaitu Pagar Nusa dan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Turut hadir pula Wakil Bupati Jember, KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman atau Gus Firjaun mewakili bupati.

Pertemuan itu digelar atas pengaduan Pagar Nusa, perguruan silat di bawah NU, yang mengeluhkan karena anggotanya berulangkali dikeroyok oleh pesilat PSHT.

Baca Juga: Pesilat Anarkis, Bupati Jember: Keluar dari Jember, Cari Negara Lain Saja

Dalam pertemuan di DPRD Jember itu, Wabup mengusulkan agar ada komitmen bersama dari seluruh perguruan silat. Yakni harus mencegah anggotanya berbuat premanisme kepada anggota perguruan silat lainnya.

Jika melanggar dan berulangkali, maka perguruan silat tersebut harus siap untuk diberi sanksi. Yakni pembekuan aktivitas di Jember. Opsi sanksi itu langsung ditolak oleh PSHT dengan berbagai alasan. 

Saat dikonfirmasi,  Ketua IPSI Jember, Agus Supaat menegaskan, opsi sanksi pembekuan aktivitas hampir pasti tidak akan dibahas dalam pertemuan hari ini.

“Itu bukan kewenangan pemerintah daerah. Kemungkinan tidak ada, tetapi saya tidak bisa membuka sekarang. Karena yang membuat format kesepakatan, selain dari IPSI, juga ada dari pemkab dan polres,” tutur Agus.

Baca Juga: Dua Tersangka Pengeroyokan Pesilat Pagar Nusa Jember Ditangkap, Tujuh Tersangka Buron

PSHT Tolak Opsi Sanksi, Pagar Nusa Mendukung

Dikonfirmasi terpisah, dua perguruan silat terbesar di Jember, Pagar Nusa dan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) memastikan akan hadir dalam pertemuan antar perguruan silat yang digelar Pemkab Jember.

Seperti diungkapkan Ketua PSHT Jember, Jono Wasinuddin bahwa perguruan yang ia pimpin selama ini selalu berkomitmen untuk taat hukum dan pemerintah.

“Bagi kami, NKRI harga mati. Kita ikuti arus yang ada di pemerintah saja,” ujar pria yang juga Sekretaris Camat (Sekcam) di salah satu kecamatan di Jember ini. 

Namun Jono enggan berkomentar terkait kemungkinan, pertemuan akan berisi opsi pembekuan aktivitas bagi perguruan silat yang berkali-kali berbuat aksi premanisme. “Tidak usah berandai-andai, kan kita belum tahu. Yang pasti, PSHT tidak pernah mengajarkan keburukan. Yang penting tidak berpikir negatif. Kalau pikiran dan perbuatannya jelek,” tegas Jono. 

Baca Juga: PCNU Jember Desak Polisi Tangkap Pelaku Pengeroyokan Pesilat Pagar Nusa

Sementara itu, Pagar Nusa, kembali mennegaskan siap mendukung opsi pemberian sanksi bagi perguruan silat yang anarkis. “Kita siap untuk mendukung apa yang disampaikan bupati-wabup, bahwa perguruan silat yang berkali-kali berbuat anarkis, harus siap disanksi. Yaitu pembekuan aktivitas,” tutur Ketua Pagar Nusa Jember, Haji Fathorrozi. 

Diakui Fathorrozi, secara aturan, keputusan pembekuan organisasi merupakan kewenangan pemerintah pusat melalui Kemenkum HAM. Namun pemerintah daerah bisa mengambil diskresi dengan mengeluarkan kebijakan pembekuan aktivitas suatu organisasi yang terbukti melakukan aksi premanisme.

“Kita ingin kondisi di Jember ini selalu aman. Pemerintah daerah harus hadir untuk menjamin rasa aman itu,” jelas Fathorrozi. 

Selama lima tahun terakhir, Pagar Nusa mencatat sudah belasan kali kasus penyerangan dan pengeroyokan menimpa anggotanya. “Pelakunya selalu dari PSHT, tidak pernah dari perguruan silat lainnya. Karena itu kita ingim bupati tegas,” pungkas Fathorrozi.