Sabtu, 29 May 2021 12:20 UTC
TUGU SILAT. Tugu dari salah satu perguruan silat yang bertebaran di pinggir jalan di berbagai penjuru kota Jember. Foto: Faizin Adi
JATIMNET.COM, Jember – Bupati Jember Hendy Siswanto menyatakan akan bersikap tegas terhadap anggota perguruan silat yang masih bertindak anarkis. Aksi premanisme oleh oknum anggota perguruan silat yang terus berulang dinilai Hendy sangat merugikan masyarakat.
“Intinya, semua perguruan pencak silat di Jember harus kondusif, tidak boleh tarung di jalan secara liar dan seenaknya sendiri. Ini negara modern, bukan zaman purbakala. Kalau mau seenakanya sendiri, keluar aja dari Jember. Cari negara lain saja,” kata Hendy saat menghadiri acara peresmian Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) di salah satu mal di Jember, Sabtu, 29 Mei 2021.
Hendy menyatakan aksi anarkis yang terus dilakukan oknum anggota perguruan silat tertentu telah merugikan upaya pemerintah untuk mengatasi dampak ekonomi akibat Covid-19.
BACA JUGA: Cegah Konflik, Pemkab Jember Rencana Tertibkan Bangunan Simbol Perguruan Silat
Di masa pemerintahannya saat ini, tidak akan ada perlindungan lagi bagi perguruan silat tertentu yang masih terus melakukan aksi anarkis.
“Saya serius ini, kita ingin tenang, bukan cari susah. Ini negara ekonomi lagi hancur karena pandemi, kok malah bikin masalah macem-macem,” kata Hendy.
Pemkab Jember juga akan menempuh upaya persuasif untuk mencegah terulangnya aksi anarkis oleh anggota perguruan silat dengan menggelar pertemuan besar yang akan dihadiri sekitar 33 perguruan silat yang ada di Jember.
Pemkab juga akan menertibkan bangunan-bangunan seperti tugu yang menjadi simbol perguruan silat tertentu.
“Kita akan buatkan aturannya. Anda mau bangun apa saja boleh, asalkan di tanahnya sendiri. Bukan di tanah orang. Itu juga ada regulasi yang harus dipenuhi. Semua harus taat,” kata Hendy yang didampingi Wakil Bupati KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman.
BACA JUGA: Dua Tersangka Pengeroyokan Pesilat Pagar Nusa Jember Ditangkap, Tujuh Tersangka Buron
Sebelumnya, Firjaun juga menyatakan pemkab akan menertibkan semua bangunan simbol perguruan silat yang ada di ruang publik. Simbol seperti tugu itu rencananya hanya akan diperbolehkan untuk dibangun di kantor atau padepokan tempat berlatih perguruan silat tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir terjadi aksi anarkis atau penganiayaan yang dilakukan oknum anggota perguruan silat pada pesilat lainnya di Jember. Selain itu juga terjadi perusakan tugu simbol perguruan silat oleh pesilat lainnya.
Latar belakangnya sepele, yakni ego atau gengsi untuk menunjukkan eksistensi atau dominasi perguruan silat. Kasus penganiayaan oleh oknum pesilat juga sedang disidik Polres Jember. Beberapa orang sudah ditangkap dan beberapa lainnya masih buron.