Logo

Capai Zero Stunting, Orang Tua Diminta Proaktif Lapor Kondisi Anaknya ke Pendamping Kesehatan

Reporter:,Editor:

Kamis, 30 December 2021 23:00 UTC

Capai Zero Stunting, Orang Tua Diminta Proaktif Lapor Kondisi Anaknya ke Pendamping Kesehatan

Ilustrasi.

JATIMNET.COM, Surabaya - Pencegahan dan penanganan terhadap bayi stunting di Kota Pahlawan terus dilakukan. Sebab faktor kemunculan atau penyebab stunting tidak hanya melalui faktor eksternal, melainkan juga terdapat faktor internal, yakni pada proses pengasuhan anak.

Untuk mencapai zero stunting atau nol kasus stunting di Kota Surabaya, setiap orang tua diminta harus proaktif melaporkan kondisi kesehatan anaknya kepada pendamping kesehatan atau kader kesehatan di kelurahan dan kecamatan setempat.

“Ada yang tidak terbuka, ada juga yang saat dikunjungi tapi pulang kampung. Hal ini kemudian menjadi tantangan untuk para pendamping kesehatan maupun kader kesehatan, intinya kita juga harus sabar dan telaten,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Kamis 30 Desember 2021.

Sebagai bentuk respon cepat, para pendamping kesehatan dan  kader kesehatan langsung melaporkan temuan bayi stunting ke puskesmas setempat untuk mendapat penanganan.

Baca Juga: Tekan Stunting di Surabaya Lewat Budi daya Ikan dan Sayur Hidroponik

Hasilnya para bayi stunting tersebut langsung mendapat tindakan, dengan pelaksanaan terapi secara berkala di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Dr. Soetomo dan RSUD Dr. Soewandi.

“Orang tua juga harus telaten, Insya Allah nanti pasti bisa sembuh. Maka harus rutin melakukan terapi, jika kebingungan akan didampingi oleh pendamping kesehatan atau para kader untuk dibawa ke poli tumbuh kembang,” ia menerangkan.

Sementara pendamping kesehatan dari Puskesmas Wonokusumo Sularsi menjelaskan bahwa deteksi awal yang dilakukan adalah dengan pengecekan dan pendampingan sejak ibu hamil, apakah ibu tersebut normal atau mengalami kekurangan energi kronis (KEK).

Baca Juga: Langkah Pemkot Surabaya Wujudkan Zero Stunting Tahun 2022

“Kebanyakan penduduk disini belum sadar dengan kesehatan, maka kita datangi rumah ke rumah untuk diberikan penjelasan dan sosialisasi,” kata Sularsi.

Ia menyebut bahwa masih banyak orang tua yang belum paham dalam proses atau pola mengasuh anak usai melahirkan. Dia berharap, para orang tua atau para ibu muda bisa langsung proaktif untuk melaporkan kondisi kesehatan anaknya.

“Kita akan terus berupaya untuk mendekatkan diri kepada para ibu balita, supaya bisa mencegah kemunculan bayi stunting,” ia menjelaskan.