Selasa, 10 October 2023 22:29 UTC
Kesenian. Dua jawara sedang mengikuti pertarungan ojhung di Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo (Foto, Hozaini)
JATIMNET.COM, Situbondo-Bupati Situbondo Karna Suswandi memberi apresiasi pagelaran tradisi ojhung di Desa Bugeman, Kecamatan Kendit. Kegiatan ojung tersebut sudah menjadi tradisi yang digelar setiap tahun bertepatan dengan bulan Maulid.
“Kami sangat mengapresiasi terhadap pelestarian budaya ojung di Desa Bugeman ini. Budaya ojung ini merupakan peninggalan leluhur yang harus terus dipertahankan,” kata Bung Karna, sapaan akrab Bupati Karna Suswandi, Selasa, 10 Oktober 2023.
Menurut Bung Karna, tradisi ojung tentu memiliki nilai-nilai luhur yang harus terus ditanamkan kepada para generasi muda. Spirit nilai itulah yang harus terus dijaga dan dilestarikan di tengah-tengah masyarakat.
“Yang paling penting adalah menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Karena itu, kegiatan rutin tradisi ojung ini menjadi bagian dari kegiatan selamatan desa di desa Bugeman,” katanya.
Tradisi ojung mirip pertandingan ilmu bela diri. Masing-masing peserta yang akan bertanding dilengkapi senjata rotan untuk digunakan memukul maupun menangkis serangan lawan. Bermain ojung harus memiliki keterampilan menyerang dan bertahan. Jika gagal menangkis serangan lawan, maka rotan akan mengenai tubuh dan dipastikan kulitnya akan mengelupas.
Seperti pertandingan ilmu bela diri pada umumnya, pertandingan ojung dipimpin seorang wasit. Ada enam tahapan pertandingan, yaitu dua tahap bertarung bebas dan setiap peserta boleh saling memukul. Sedangkan empat tahap berikutnya masing-masing peserta bergantian untuk menyerang lawanya.
Baca Juga : Tradisi Ojung, Ajang Adu Uji Nyali Para Jawara di Situbondo
“Tradisi ojung sudah ada sejak abad ke 15 dan terus dilestarikan sampai sekarang. Para leluhur desa Bugeman menggelar tradisi ojung untuk mempertemukan para jawara yang saat itu sering berkelahi,” kata Kepala Desa Bugeman, Udit Yuliasto
Udit menambahkan bahwa pagelaran tradisi ojung merupakan punsak dari kegiatan selamatan desa. Sebelumnya, dilaksanakan beberapa kegiatan seperti Khotmil Qur’an dan nyekar makan leluhur.
“Siapa pun yang menjadi kepala desa di desa kami harus melaksanakan kegiatan ojung ini. Pelaksanaan dan tempatnya tidak boleh berubah,” tuturnya
Undit mengaku sangat mengapresiasi antusias masyarakat menyaksikan tradisi ojung. Bahkan pagelaran ojung kali ini banyak anak-anak muda yang ikut bertanding. Peserta ojung bukan hanya berasal dari Desa Bugeman, melainkan ada yang berasal dari Kabupaten Bondowoso, Lumajang dan Probolinggo.
“Kami menyiapkan doorprize kepada peserta ojung yang beranding,” pungkasnya. (Inforial/ADV)
