Logo

Tradisi Ojung, Ajang Adu Uji Nyali Para Jawara di Situbondo

Reporter:,Editor:

Selasa, 25 October 2022 08:20 UTC

Tradisi Ojung, Ajang Adu Uji Nyali Para Jawara di Situbondo

DUEL : Dua petarung bela diri ojung bertarung sengit di atas panggung menggunakan senjata rotan, Selasa 25 Oktober 2022. Foto: Hozaini

JATIMNET.COM, Situbondo - Tradisi ojung menjadi kegiatan rutin tahunan warga Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo. Ratusan warga antusias menyaksikan tradisi ojung, karena selama pandemi Covid-19 kegiatan ini hanya dilaksanakan secara terbatas.

Tradisi ojung berlangsung turun temurun sejak abad XVI hingga sekarang. Siapapun menjadi kepala desa Bugeman harus melaksanakan tradisi ojung setiap tahunnya. Bagi warga setempat, tradisi ojung merupakan ajang pembuktian adu nyali para jawara.

“Dulu, di desa kami tempatnya para jawara (pendekar). Mereka sering berkelahi antar sesama warga maupun dengan warga desa sebelah. Karena itu, leluhur kami menyepi mencari petunjuk  lalu diselenggarakan pertarungan bebas “tradisi ojung” bagi para jawara,” ujar Kepala Desa Bugeman, Udit Sudiasto, Selasa, 25 Oktober 2022.

Pertarungan ojung mirip pertandingan bela diri pada umumnya. Bedanya, pemain ojung tidak boleh mengenakan baju dan dilengkapi dengan senjata rotan. Pemain ojung harus memiliki ketangkasan teknik menghindar serangan lawan. Sebab, pemenangnya akan ditentukan jumlah sabetan rotan.

“Tidak semua orang bisa bermain ojung, selain butuh keberanian dan kelincahan, juga harus menguasai teknik bertahan dan menyerang menggunakan senjata rotan. Siapa yang lebih banyak terkena pukulan akan dinyatakan kalah,” kata Udit Sudiasto.

Menurut Udit, sebagai kepala desa dirinya harus meneruskan tradisi ojung warisan para leluhur. Saat ini, tradisi ojung sudah menjadi semacam sport tourism. Setiap pagelaran tradisi ojung, ratusan warga dari berbagai daerah berdatangan.

Dikatakan, tak hanya warga lokal, tradisi ojung Situbondo juga sudah dikenal luas secara nasional. Bahkan mahasiswa asal Australia datang ke Situbondo untuk belajar bela diri ojung sekaligus melakukan penelitian.

“Kami mohon dukungan Pemkab Situbondo agar kedepannya kegiatan ini lebih meriah lagi. Kehadiran Pak Bupati (Bupati Situbondo) hari ini, benar-benar kian memeriahkan tradisi ojung ini,” terang Udit dihadapan Bupati Situbondo Karna Suswandi.

Menurut Udit, tradisi ojung merupakan aset kebudayaan warga Situbondo. Permainan ojung juga pernah ditampilkan di Taman Mini Indonesia dalam sebuah acara kebudayaan. 

Saat ini, sudah banyak bermunculan petarung baru yang ikut memeriahkan tradisi ojung. Selalu ada generasi pemain ojung tampil setiap ada pagelaran.Bahkan saat ini juga sudah ada tari ojung.

“Tradisi ojung ini rangkaian dari kegiatan selamatan desa. Sebelum dilakukan pagelaran bela diri ojung, kami terlebih dahulu mengadakan ritual selamatan desa di salah satu asta pembabat desa. Tujuannya meminta keselamatan memasuki musim penghujan,” pungkasnya.

Sementara, Bupati Situbondo Karna Suswandi mengaku sangat mengapresiasi pertunjukan tradisi ojung yang terus dilestarikan dari turun temurun. Ia mengaku akan memasukan tradisi ojung kalender event Pemkab Situbondo. 

“Seperti ini yang harus dilakukan setiap desa. Setiap desa harus memiliki event yang digali dari tradisi leluhur, karena kekayaan budaya kita sangat mahal harganya,” ujarnya.