Selasa, 08 October 2019 16:10 UTC
Kepala Subdirektorat Bantuan Kesehatan dan Air Bersih, Direktorat Darurat BNPB, Andria Yuferryzal.FOTO : Nd.Nugroho.
JATIMNET.COM, Magetan – Kepala Subdirektorat Bantuan Kesehatan dan Air Bersih, Direktorat Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Andria Yuferryzal melakukan kunjungan kerja di empat kabupaten di Jawa Timur.
Kedatangannya ke Ngawi, Magetan, Ponorogo, dan Trenggalek untuk mengkaji dampak musim kemarau guna menyiasati darurat kekeringan yang terjadi.
“Kami mencari permasalahan dan apa yang sudah dilakukan pemkab melalui APBD kabupaten maupun APBD provinsi. Nantinya, Jakarta (BNPB) tahu bantuan apa yang akan diberikan,” kata Andria Yuferryazal saat berkunjung ke Kantor BPBD Kabupaten Magetan, Selasa 8 Oktober 2019.
Selama ini, pihak kabupaten sudah melakukan penanganan kedaruratan kekeringan. Pihak BNPB memberikan dukungan kepada daerah agar pelayanan distribusi air bersih ke lokasi terdampak dapat berjalan dengan baik. Sebab, air menjadi kebutuhan pokok bagi warga, baik untuk memasak, mencuci, dan mandi.
BACA JUGA: Seribuan Hektare Sawah di Ponorogo Kekeringan, Pemda Tawarkan Asuransi
“Droping air bersih tidak boleh telat. Tapi, upaya ini untuk daruratnya saja,” ujar Andria kepada Jatimnet.com.
Upaya lain yang dapat dilakukan dalam menanggulangi darurat kekeringan adalah pipanisasi saluran air bersih dan pembuatan sumur bor. Karena itu, perlu ada pengkajian lebih lanjut tentang keberadaan sumber air di suatu lokasi yang kini terdampak kekeringan.
“Kalau untuk sumur bor dapat menutup kebutuhan 500 hingga 1.000 orang dalam suatu kawasan,” ujar dia sembari menyatakan jika program ini terealiasi, maka dampak kekeringan bisa berkurang pada musim kemarau berikutnya.
Sementara itu, kedatangan Andria ke Kabupaten Magetan dimanfaatkan petugas BPBD setempat untuk berkoordinasi rencana program tentang penanggulangan bencana kekeringan.
BACA JUGA: Musim Hujan di Jatim Diprediksi Mulai November
Sebab, krisis air bersih tengah dialami 11.407 warga yang tinggal di sepuluh desa wilayah tiga kecamatan, yakni Karas, Parang, dan Lembeyan.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan Fery Yoga Saputra mengatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga terdampak dilakukan droping. Kapasitas air yang didistribusikan setiap hari mencapai 112.000 liter.
“Permintaan terus meningkat. Dari awal droping hanya sekitar 14 ribu liter,” ujarnya. Adapun proses pendistribusian air bersih mulai dijalankan sejak 17 Juni dan diprediksi hingga November mendatang. Hal ini berdasarkan perkiraan dari BMKG musim kemarau di Jawa Timur akan berakhir pada bulan depan.