Kamis, 05 September 2019 02:51 UTC
LEBIH BAGUS: BKNU Jatim melihat garam Madura lebih bagus dari dan sudah selayaknya menjadi KEK. Foto: Baehaqi.
JATIMNET.COM, Surabaya - Badan Kemaritiman Nahdlatul Ulama (BKNU) Jawa Timur meminta Presiden Joko Widodo mengklarifikasi pernyataan tentang garam produksi NNT lebih bagus dari Jawa-Madura. Penyataan tersebut dinilai menyakiti masyarakat pulau garam.
"Ada klarifikasi supaya rasa duka kami itu diobati dan keadaan real yang bisa disampaikan langsung di masyarakat," ujar Ketua BKNU Jawa Timur, Mahmud Mustain, Rabu 4 September 2019.
Mahmud berharap Presiden Joko Widodo datang langsung ke Madura untuk melihat garam produksi lokal. Menurut Mahmud, garam Madura sudah semakin bagus. Tidak ada lagi produski kualitas tiga, yang dihasilkan kini adalah kualitas dua dan satu.
Bahkan, masih menurut Mahmud, hasil penelitian yang dilakukan dengan Universitas Trunojoyo Madura menghasilkan kadar natrium atau Nhacl 97 persen.
BACA JUGA: FPGM Minta Jokowi Cabut Pernyataan Garam Madura Kalah Bagus dari NTT
"Kemarin kami bersama dengan wakil gubernur juga telah membahas mengenai cara untuk terus peningkatan kualitas garam," ungkapnya.
Mahmud menjelaskan, sebagai pulau dengan predikat penghasil garam, sudah seharusnya pemerintah pusat memberi perhatian kepada Madura. Terutama dalam mewujudkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Pulau Garam.
Sudah ada data dari badan riset Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang punya desain unggulan di Pamekasan dan itu tinggal membuat kawasannya.
"Kami juga sudah ada partner di Universitas Trunojoyo Madura, studi garam sudah kursus sertifikasi. Jadi saya kira sudah kuat untuk dijadikan KEK di Madura," ungkapnya.
BACA JUGA: FPGM Tuding Supplier Merekayasa Bukti Penyerapan Garam Rakyat
Sebelumnya, saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Kupang, NTT 21 Agustus 2019 lalu, disebutkan bahwa garam NTT lebih bagus dari garam Madura, Surabaya, bahkan Australia. Sehingga diharapkan bisa masuk sebagai garam industri makanan dan rumah tangga.
Presiden berharap, di tahun 2020, 600 hektare lahan garam di NTT sudah selesai, sehingga bisa memenuhi kebutuhan garam nasional.
