Jumat, 09 May 2025 08:00 UTC
Bimbingan Teknis Sistem Keuangan Desa (Bimtek Siskeudes) berbasis online bagi operator desa di Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang.
JATIMNET.COM, Sampang - Bimbingan Teknis Sistem Keuangan Desa (Bimtek Siskeudes) berbasis online bagi operator desa di Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, yang digelar di kantor Kecamatan pada Kamis, 8 Mei 2025 menuai sorotan warga.
Pemantiknya karena 14 operator desa yang mengikuti bimtek itu ditengarai tidak mengantongi surat keterangan (SK) dari kepala desa.
Arif Abdillah, petugas operator Desa Kotah mengaku tidak ikut dalam kegiatan pelatihan Siskeudes yang diadakan di kantor camat. Alasannya, tidak ada pemberitahuan dari Pj Kepala desa maupun dari kecamatan.
"Saya tidak tahu kalau kemarin itu ada Bimtek Siskeudes bagi operator desa di Jrengik, karena memang tidak ada info atau pemberitahuan dari Pj Kades maupun kecamatan," terang Arif kepada jatimnet.com, Jumat 9 Mei 2025.
Ia menyayangkan tidak adanya informasi dari Pj Kades Kotah prihal tentang Bimtek Siskeudes bagi operator desa.
BACA: Jaringan Masyarakat Sipil Pertanyakan Pelaksanaan Pilkades Serentak di Sampang
Ia juga kaget setelah mengetahui bahwa ada orang lain yang ikut pelatihan tersebut dan tercatat sebagai operator Desa Kotah. Padahal, kata dia, sejauh ini belum ada surat pemberhentian dari Kepala desa.
"Saya jadi operator Desa Kotah sejak 2018, ampai sekarang saya belum ada surat pemberhentian dari kepala desa. Artinya, secara legalitas saya masih sebagai operator desa, tapi kenapa kok yang diikutkan pelatihan orang lain," ucapnya heran.
Arif juga menuturkan bahwa operator desa yang ikut kegiatan pelatihan Siskeudes di kantor kecamatan Jrengik mayoritas merupakan orang baru.
"Saya kurang paham apakah mereka itu sudah pegang SK Kepala desa apa belum. Tapi, sepengetahuan saya itu orang baru semua dan bukan operator desa," ujar Arif.
BACA: Pemkab Sampang Larang ASN, DPRD dan Kades Gunakan Gas Melon
Sementara, Pelaksana Tugas (Plt) Camat Jrengik Khoirul Anam mengatakan kegiatan pelatihan tersebut dalam rangka percepatan input data Siskeudes untuk pencairan dana desa (DD) dan anggaran dana desa (ADD) tahap satu dan penertiban administrasi desa.
"Itu bukan pelatihan resmi, hanya persiapan input data Siskeudes saja," dalihnya.
Ke depan, kata Khoirul, pihaknya ingin menghidupkan peran operator di setiap desa. Sebab, selama ini operator desa hanya formalitas.
"Namanya saja operator, tapi yang kerja perangkat lain seperti Bendahara dan lainnya. Ke depan, kami ingin setiap desa punya operator yang benar-benar bisa kerja," ujar Khoirul Anam.