Selasa, 03 May 2022 04:20 UTC
PEMUDIK. Pemudik yang baru turun dari kapal penyeberangan yang sandar di dermaga 1 Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis, 28 April 2022. Foto: Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi - Sutomo sampai di depan barisan pintu dermaga Pelabuhan Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis, 28 April 2022.
Di atas pundak kirinya bertengger karung penuh kacang unting atau kacang kulit rebus yang masih bergagang dan diikat kecil-kecil.
Ia memilih salah satu bangku untuk menurunkan karung itu, lalu membukanya dan mulai mengeluarkan isinya.
Tangan cokelat tua itu dengan cepat memilah ikatan-ikatan atau untingan-untingan kacang yang akan dibawa terlebih dahulu untuk dijual secara asongan di kapal-kapal penyeberangan Ketapang-Gilimanuk di Selat Bali.
"Tahun lalu laku tapi sepi. Kalau yang mudik sekarang, lebih ramai," kata Sutomo, sebelum menghilang di pintu dermaga 4.
Peningkatan penjualannya di masa angkutan Lebaran tahun ini dibanding tahun lalu cukup besar, yakni tiga kali lipat.
BACA JUGA: Sensasi Pijatan di Atas Kapal Penyeberangan Selat Bali
Dia menjelaskan bila tahun lalu kacang sekarung habis dalam tiga hari, di masa mudik tahun ini bisa ludes dalam sehari.
Peningkatan penjualan kacang unting seiring dengan semakin ramainya pemudik yang menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, ke Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Bertambahnya jumlah pemudik tahun ini dibanding tahun lalu juga selaras dengan kebijakan pemerintah yang membolehkan perjalanan pulang kampung menjelang Lebaran 2022.
Laporan produksi harian PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang menyebutkan pada H-3 Lebaran atau Minggu, 29 April 2022, jumlah penumpang meningkat tajam dari tahun lalu.
Bila pada H-3 Lebaran tahun lalu 2.614 orang menyeberang dari Bali ke Jawa, tahun ini di waktu yang sama berjumlah 47.811 orang atau naik 1.829 persen.
BACA JUGA: Setengah Juta Pemudik Seberangi Selat Bali Sebelum Lebaran
Untuk kendaraan yang diseberangkan pada rute dan waktu yang sama, tahun lalu jumlahnya 1.997 unit dan tahun ini 13.625 unit atau naik 682 persen.
Selain pedagang kacang unting seperti Sutomo, penjual kacamata, minuman dingin dan panas, hingga jasa pijat juga beroperasi di atas kapal-kapal itu.
"Saya jualan sejak tahun 1987. Tidak hanya di kapal, tapi sampai Denpasar, sampai di sebelah timurnya Denpasar juga," ujar Sutomo.
Pria asal Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, yang merupakan sentra produksi kacang unting itu menjual dagangannya Rp10 ribu per 3 unting.
Maka, bila ada pedagang kacang unting berkeliling di destinasi wisata Banyuwangi dan Bali, kemungkinan besar merupakan kerabat atau tetangga Sutomo asal Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.