
Reporter
Ahmad SuudiSenin, 3 Juni 2019 - 04:19
Editor
Hari Istiawan
PIJAT. Pak To penyedia jasa pijat di penyeberangan Selat Bali sedang memijat penumpang di atas kapal. Foto: Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Pemudik yang menyeberang Selat Bali biasanya memanfaatkan jeda waktu menyeberang dengan istirahat sejenak di atas kapal setelah menempuh perjalanan darat menuju pelabuhan.
Tak jarang, para penumpang memanfaatkan dengan menikmati jasa pijat di atas kapal. Ada 43 penyedia jasa pijat di atas kapal-kapal penyeberangan Selat Bali, Mereka tergabung dalam Paguyuban Perjati Banyuwangi.
Jeda waktu menyeberang ini pun dimanfaatkan Pak To untuk menawarkan jasa pijat bagi penumpang sebelum melanjutkan perjalanan kembali. Tarifnya juga tergolong murah, Rp 30 ribu sekali pijat.
BACA JUGA: H-5 Lebaran, Jumlah Pemudik dari Bali Turun
Salah satunya adalah Pak To, ia memanfaatkan momen mudik ini untuk mengais rezeki dengan menawarkan jasa memijat. Dalam semalam, biasanya dirinya memijat sebanyak tiga orang, kadang juga lebih.
"Nggak mesti namanya juga rezeki, kadang ada, kadang nggak dapat sama sekali," kata Pak To kepada Jatimnet.com, Sabtu 1 Juni 2019.
Dia mengatakan yang paling sering ditawarkannya adalah pijat bagian kaki. Pasalnya bila otot kaki sudah dipijat akan berdampak pada seluruh bagian tubuh termasuk kepala.
BACA JUGA: Volume Penumpang Penyeberangan Ketapang H-7 Lebaran Masih Tinggi
Pijat bagian kaki, kata dia, membutuhkan ruang bangku yang cukup panjang untuk meluruskan kaki. "Kuncinya memasukkan tangan kita ke titik tertentu di telapak kaki," ujar Pak To yang mengaku tetap beroperasi di luar masa angkutan mudik.
Dia mengatakan ada 43 penyedia jasa pijat dari Paguyuban Perjati Banyuwangi yang tersebar di kapal-kapal penyeberangan Selat Bali. Di kapal yang ditempatinya menawarkan jasa pijat ini diisi tiga orang anggota paguyuban.
Tidak hanya belajar otodidak, anggota paguyuban pengobatan alternatif itu juga mendapatkan pendidikan. Salah satunya Erwin Salapori Wiradata.
BACA JUGA: Jelang Lebaran, Ketapang-Gilimanuk Tambah Loket Online
Dia mendapatkan sertifikat ahli akupresur awal tahun 2019 setelah menempuh pendidikan selama enam bulan. Erwin berencana mengikuti pendidikan tahap selanjutnya untuk keahlian refleksi dan bekam.
"Rata-rata semua sudah pengalaman di lapangan. Tapi di pendidikan banyak teori yang dipelajari dan menambah pengetahuan," katanya.
Salah satu sopir yang akan menuju Madura, Irsani (48), baru saja menikmati pijatan dan mengaku kepalanya menjadi lebih nyaman. "Enak dipijat, ringan dah kepala, tadi nyut-nyutan," ujarnya.