Bank Mandiri Naikkan Target Pertumbuhan Kredit 12 Persen Tahun 2019

Rochman Arief

Reporter

Rochman Arief

Kamis, 4 Juli 2019 - 10:36

bank-mandiri-naikkan-target-pertumbuhan-kredit-12-persen-tahun-2019

Ilustrasi.

JATIMNET.COM, Jakarta – PT Bank Mandiri menaikkan target pertumbuhan kredit menjadi 12 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada 2019. Menggeliatnya permintaan kredit tahun ini menyebabkan Mandiri menaikkan pertumbuhan kredit menjadi 12 persen (yoy).

“Rencana Bisnis Bank (RBB) sebelumnya kami menargetkan di bawah 12 persen. Sekarang meningkat ke 12 persen. Revisi RBB itu belum final, perlu diajukan dan disetujui Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” kata Direktur Keuangan Bank Mandiri, Panji Irawan, Kamis 4 Juli 2019.

Kenaikan target pertumbuhan kredit itu, menurut Panji, karena rencana bisnis debitur korporasi swasta berjalan sesuai rencana sepanjang semester I/ 2019. Dia melihat potensi meningkatnya permintaan kredit akan terlihat di semester II/ 2019, dan akan menopang pertumbuhan kredit perseroan secara keseluruhan.

BACA JUGA: Topang Pertumbuhan Kredit dengan Tingkatkan DPK

Selain korporasi swasta, permintaan kredit dari BUMN, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga memberi andil signifikan dalam penyaluran kredit Mandiri. “Kredit juga meningkat dari State Owned Enterprises (BUMN) dan KUR," ujar dia.

Menggeliatnya kredit korporasi Bank Mandiri bertolakbelakang dengan proyeksi berbagai kalangan termasuk regulator OJK. OJK memprediksi bahwa akan timbul tekanan terhadap permintaan kredit, karena eskalasi perang dagang antara AS dan Cina sepanjang tahun 2019 ini.

OJK di depan Komisi XI DPR bahkan merevisi target pertumbuhan kredit tahun 2019 ini menjadi 9-11 persen dari sebelumnya 10-11 persen.

“Dampak perang dagang belum begitu terasa buat kami. Lagi pula kami melihat debitur segera memperluas ekspornya untuk mengakali dampak perang dagang,” ujar Panji. Di sisi lain, perseroan membantah terkait potensi pengetatan likuiditas pada tahun ini.

BACA JUGA: Bank Mandiri Berupaya Jaga Rasio Likuiditas RIM 91-93 Persen

Sejauh ini Mandiri masih memiliki sumber likuiditas yang memadai dari instrumen non-konvensional seperti surat utang ditambah keringanan regulasi penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah dari Bank Indonesia.

Meskipun pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) kurang begitu menggembirakan di kuartal I/ 2019. “Kami tidak ada masalah di likuiditas," ujar dia.

Adapun di kuartal I/ 2019, Mandiri mengantongi laba bersih Rp 7,2 triliun atau tumbuh 23,4 persen (yoy) dibandingkan kuartal I/2018 dengan raihan laba sebesar Rp 5,9 triliun. Penopang utama pertumbuhan laba Bank Mandiri di paruh pertama tahun ini adalah pendapatan bunga yang tumbuh 15,05 persen (yoy) menjadi Rp22,0 triliun. (ant)

Baca Juga