Logo

Bank Mandiri Berupaya Jaga Rasio Likuiditas RIM 91-93 Persen

Reporter:

Selasa, 02 July 2019 16:08 UTC

Bank Mandiri Berupaya Jaga Rasio Likuiditas RIM 91-93 Persen

GENJOT CASA. Bank Mandiri berupaya menggenjot perolehan dana murah dengan melonggarkan RIM. Foto: Dok.

JATIMNET.COM, Jakarta – PT Bank Mandiri Tbk ingin melonggarkan sedikit dari parameter likuiditas, Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM), ke rentang 91 persen-93 persen dari posisi akhir kuartal I/ 2019 sebesar 94,02 persen.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Panji Irawan mengatakan upaya memperlonggar likuiditas itu dengan menggenjot perolehan simpanan dana murah (current account saving account/CASA).

Adapun di kuartal I/ 2019 jika merujuk pada laporan keuangan perseroan, likuiditas menjadi tantangan emiten bersandi BMRI itu, karena dana pihak ketiga (DPK) hanya tumbuh 7,6 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 827,8 triliun, sedangkan kredit naik 12,4 persen (yoy) menjadi Rp 790,5 triliun.

“Likuiditas Bank Mandiri saat ini terjaga pada level yang aman dengan rasio intermediasi makroprudensial (RIM) di tingkat 94,02 persen per Maret 2019. Ke depan, kami yakin dapat menjaga rasio tersebut di kisaran 91-93 persen hingga akhir tahun ini, melalui strategi pertumbuhan dana pihak ketiga,” katanya.

BACA JUGA: Topang Pertumbuhan Kredit dengan Tingkatkan DPK

RIM merupakan parameter kondisi likuiditas yang perhitungannya adalah penyaluran kredit ditambah surat berharga yang dibeli oleh bank, kemudian dibagi penghimpunan pendanaan ditambah penerbitan surat berharga.

Pada kuartal I, RIM Mandiri sebesar 94,02 persen. Sementara, regulator Bank Indonesia melalui Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 21/5/PADG/2019 tanggal 29 Maret 2019 mengatur bahwa batas atas pemenuhan RIM oleh perbankan adalah 94 persen.

Di sisi lain, selain dana murah, perseroan juga berharap akses pendanaan yang semakin baik melalui pasar modal dapat melonggarkan likuiditas. Hal itu setelah lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P's) menaikkan peringkat utang Bank Mandiri dari BB+ menjadi BBB- dengan prospek stabil.

BACA JUGA: Bank Mandiri Gerojok Pupuk Indonesia Rp12,8 Triliun

Menurut Panji, kenaikan peringkat tersebut menjadikan perseroan sebagai salah satu korporasi di Indonesia yang berhasil mendapatkan peringkat layak investasi (Investment Grade) dari tiga lembaga pemeringkat internasional dan satu lembaga pemeringkat domestik.

Tiga lembaga pemeringkatan selain S&P’s, lembaga lainnya Moody’s rating (Baa2/ Stabil), Fitch rating (BBB-/Stabil) dan Pefindo (idAAA/Stabil)

“Naiknya peringkat utang ini dapat memperkuat kredibilitas perseroan di mata investor dan para pemangku kepentingan sektor keuangan. Semoga peringkat yang membaik ini ikut berkontribusi pada pertumbuhan investasi di Indonesia,” kata Panji.

Hingga akhir kuartal I/ 2019, Bank Mandiri meraup pertumbuhan laba 23,4 persen (yoy) menjadi Rp 7,2 triliun, yang ditopang pertumbuhan kredit tahunan sebesar 12,4 persen menjadi Rp 790,5 triliun.