Logo

Bandingkan Covid-19 dengan Flu Spanyol di Jatim, Doni Monardo: Ada Wayang

Reporter:,Editor:

Jumat, 17 July 2020 04:00 UTC

Bandingkan Covid-19 dengan Flu Spanyol di Jatim, Doni Monardo: Ada Wayang

Ilustrasi.

JATIMNET.COM, Surabaya - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, Doni Monardo membandingkan Covid-19 dengan Flu Spanyol yang pernah mewabah di Hindia Belanda sebelum Indonesia merdeka.

Doni yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu menilai, Jatim perlu melihat dan belajar dari pandemi yang juga melanda dunia itu. "Pada tahun 1918 juga pernah terjadi Pandemi yaitu Flu Spanyol yang menyebabkan 4,5 juta jiwa warga Nusantara meninggal dunia," ujar Doni di Surabaya, Kamis 16 Juli 2020.

Menurutnya saat pandemi itu melanda, kematian terbesar ada di Jawa Timur. Tidak disebutkan totalnya, namun secara rinci ia menyebutkan akibat Flu Spanyol, 23 persen warga Madura meninggal dunia.

Selain Madura, kata dia, Kediri juga kehilangan 20,62 persen populasi, Surabaya 17,54 persen populasi, dan Pasuruan 14,32 persen populasi. "Ini sejarah yang tidak bisa dihindari. Bencana adalah peristiwa yang berulang termasuk bencana non alam," terangnya.

BACA JUGA: 21 Pegawai Bappeda Jatim Positif Covid-19

Saat Flu Spanyol melanda, kata Doni, pemerintah Hindia Belanda melakukan banyak perubahan pendekatan. Awalnya, hanya fokus di penanganan kuratif dengan memaksimalkan peran rumah sakit.

Upaya itu berubah ketika semakin banyak yang meninggal. Pemerintah Hindia Belanda memakai pendekatan budaya. "Belanda mulai menggunakan intervensi budaya," imbuhnya.

Pemerintah menggunakan wayang sebagai sarana sosialisasi pencegahan Flu Spanyol. Mereka mengajak masyarakat agar tahu cara mencegah Flu Spanyol. "Begitu juga langkah kami sedari awal 80 persen adalah pencegahan. Jadi lebih ke aspek psikologis," bebernya.

Selain cara itu, Doni menjelaskan, ada kekuatan lain dalam penanganan pandemi, yakni memaksimalkan peran komunitas. "Kalau komunitas tidak memberikan bantuan sehebat apapun dan sebesar apapun dana oleh pemerintah tidak ada artinya tanpa didukung komunitas," tuturnya.

Doni berharap semua komunitas di Jatim bisa bangkit dan bersatu untuk bersama-sama mematuhi protokol kesehatan untuk menekan angka penularan Covid-19. Menurutnya, Jatim punya semangat kepahlawanan arek Suroboyo yaitu Bung Tomo. "Jangan sampai peristiwa 1918 berulang," tandasnya.