Selasa, 09 October 2018 06:45 UTC
Ilustrasi gempa dan tsunami Palu-Donggala.
JATIMNET.COM, Palu – Operasional Bandara Mutiara SIS Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah sudah bisa melayani penerbangan komersial pasca gempa Magnitudo 7,4 pada 28 September silam.
Dikutip dari Antara, penerbangan di Bandara Mutiara SIS Al Jufri sudah bisa melayani 14 flight (penerbangan) per hari. Jumlah ini meningkat signifikan dibanding pekan sebelumnya yang baru melayani penerbangan militer dan bantuan logistik.
“Saat ini bandara bisa melayani 12-14 penerbangan per hari, meningkat dibanding pekan lalu yang masih fokus melayani pesawat pengiriman bantuan logistik korban gempa,” kata Kepala Bandara Mutiara SIS Al-Jufri, Benyamin Noach Apetuley, Selasa 9 Oktober 2018.
Enam maskapai yang beroperasi melayani penerbangan diantaranya Lion Air, Batik Air, Wings Air, Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia, dengan tujuan meliputi Surabaya, Jakarta, Manado, Yogyakarta, Toli-Toli, Ampana, dan Morowali.
Sejauh ini layanan penerbangan bandara sudah berangsur-angsur normal. Namun layanan di terminal masih belum pulih seratus persen, karena sejumlah gedung rusak akibat gempa. Beberapa bagian terminal di lantai satu masih dipasangi pita kuning pertanda dalam perbaikan.
“Conveyor belt atau lintasan pengambilan barang bagasi penumpang hanya satu yang dioperasikan, dua lainnya tidak digunakan karena plafon ruangannya butuh perbaikan,” lanjut Benyamin.
Sementara itu, Kasubdit Penyelenggaraan Layanan dan Pengusahaan Bandar Udara, Direktorat Bandar Udara Kemenhub Cecep Kurniawan mengatakan bahwa dari sisi pelayanan Bandara Mutiara SIS Al Jufri sudah kembali pulih.
Meskipun bandara Mutiara Palu, sudah bisa diterbangi pesawat jet komersial jenis Boeing, kapasitas layanan penerbangan komersial masih dibatasi karena harus juga difungsikan untuk pendaratan pesawat pegiriman bantuan logistik korban gempa.
Pengaturan lalu lintas pesawat atau Air Traffic Control (ATC) sementara menggunakan sistem bergerak, atau menggantikan menara yang rusak akibat gempa.
“Secara keseluruhan layanan semakin normal. Tinggal memperbaiki layanan di ruangan terminal,” ujar Cecep.
Ia juga menekankan bahwa dalam operasinya bandara harus berpedoman pada prinsip 3S + 1 C, yaitu safety (keselamatan), security (Keamanan), services (pelayanan) dan compliance (sesuai dengan aturan yang berlaku internasional dan nasional).