
Reporter
A. BaehaqiSabtu, 17 Agustus 2019 - 03:20
Editor
Dyah Ayu Pitaloka
Ilustrasi surat suara dan kotak suara. Foto:Dok
JATIMNET.COM, Surabaya - Nama Bambang DH tidak ada dalam daftar pengurus DPP PDI Perjuangan periode 2019-2024, setelah menjabat sebagai Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu, pada periode 2015-2019. Pengamat menyebut jika kondisi itu menguntungkan bagi posisi Whisnu Sakti Buana dalam Pilwali Surabaya 2020.
Menurut Direktur Surabaya Survei Center, Mochtar W Oetomo, hal itu justru menyederhanakan faksi politik dalam tubuh PDIP Surabaya.
"Ada pengaruhnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Kalau beberapa waktu lalu dalam konteks pilwali PDIP terbagi menjadi tiga faksi yakni Bambang DH, Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana tapi sekarang lebih disederhanakan," ujar Mochtar, Sabtu 11 Agustus 2019.
Dengan tidak adanya Bambang DH ini, lanjut dosen Universitas Trunojoyo itu, semakin memperkuat faksi Whisnu.
BACA JUGA: Pemimpin Milenial Berpotensi Menang di Pilwali 2020 Surabaya
Pengganti Bambang DH di posisi ketua DPP Badan Pemenangan Pemilu, Bambang Wuryanto atau yang lebih dikenal Bambang Pacul, menjadi salah satu faktornya.
"Bambang Pacul ini memiliki kedekatan idelogi dan histori dengan Pak Tjip (Sutjipto) ayah dari Whisnu. Langsung atau tidak langsung pasti ada kaitannya dengan Pilwali Surabaya," kata Mochtar.
Lantas bagaimana dengan akar rumput Bambang DH di Surabaya saat pilwali? ia menyampaikan, tidak berpengaruh.
Pasalnya, akar rumput PDI Perjuangan sangat loyal dan tegak lurus. Setelah DPP memutuskan siapa bakal calon yang akan diusung, seluruh akar rumput akan memenangkannya.
BACA JUGA: Ahok Masuk Dalam Bursa Bakal Calon Wali Kota Surabaya 2020
"Tapi kalau dilihat akar rumput Whisnu sendiri juga tidak kalah kuat. Kalau dilihat dalam Konfercab kemarin banyak sekali dukungan kepada Whisnu. Selain itu mesin politik Wisnu ini sudah jauh lebih kuat, dan ini sudah teruji dalam pileg dan pilpres," urainya.