Senin, 09 June 2025 23:00 UTC
Para santri dan santriwati Ponpes Bani Rancang, Desa Lemah Kembar, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo saat membakar sate kambing bersama-sama dalam perayaan Iduladha, Senin malam, 9 Juni 2025. Foto:Zulafif.
JATIMNET.COM, Probolinggo – Sate kambing merupakan menu yang identik dengan perayaan Iduladha setiap tahunnya. Mayoritas warga penerima daging kurban mengolah dan menyatapnya bareng keluarga, kerabat, tetangga, maupun teman.
Tradisi ini juga berlangsung di Pondok Pesantren (Ponpes) Bani Rancang, Desa Lemah Kembar, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo.
Di ponpes itu, tradisi ini disebut dengan "Bakar Sate Lanjen" yang berarti proses memasak sate sate dalam jumlah banyak dengan tempat pembakaran sepanjang 50 meter.
BACA: Iduladha, WBP Lapas Kelas IIB Mojokerto Bakar Sate dan Makan Bareng
Untuk pelaksanaannya, halaman ponpes tersebut disulap menjadi arena bakar sate pada Senin malam, 9 Juni 2025. Ratusan santri dan santriwati bahu-membahu menyiapkan lebih dari 2.000 tusuk sate kambing.
Masing-masing santri kebagian jatah lima hingga enam tusuk sate untuk dibakar secara massal di atas 100 kilogram arang.
Meski tradisi ini terlihat sederhana, suasana kebersamaan yang tercipta begitu hangat. Sekitar 500 santri tampak antusias dan bahagia merayakan Iduladha dengan cara khas ala Ponpes Bani Rancang.
Setelah matang sempurna, sate itu diletakkan di atas daun pisang yang ditata memanjang. Para santri dan santriwati duduk berjejer menghadap hidangan yang siap dimakan.
BACA: 27 Tahun Menabung, Pasutri Penjual Sate asal Jember Akhirnya Berangkat Haji
Tradisi makan bersama ini disebut "polo’an", yaitu makan beralaskan daun pisang dengan menggunakan tangan tanpa sendok maupun garpu. Cara makan ini menggambarkan kesederhanaan dan kebersamaan.
Lailatul, salah seorang santriwati Ponpes Bani Rancang menjelaskan bahwa tradisi bakar sate panjang dan makan polo’an memiliki makna filosofis yang dalam.
“Di sini kita tidak membedakan kaya dan miskin. Semua duduk sama rata, menikmati apa yang sama, dan belajar hidup sederhana,” ujarnya.
Ustaz Suhud Al Fauzi, Ketua Pengurus Ponpes Bani Rancang mengatakan bahwa tahun ini pihak pondok menyembelih tiga ekor kambing khusus untuk dibagikan kepada para santri.
BACA: Hari Ini, Jemaah Aboge Probolinggo Gelar Salat Iduladha 1446 Hijiriah
Selain sebagai bentuk perayaan, kegiatan ini juga menjadi sarana silaturahmi dan rekreasi bagi para santri di tengah rutinitas menuntut ilmu agama.
“Selain menikmati sate bersama-sama, tradisi ini juga menjadi cara santri untuk refreshing, menjalin keakraban, dan memperkuat semangat belajar mereka,” ujarnya.
Tradisi ini juga menjadi salah satu bentuk pelestarian budaya lokal sekaligus penguatan nilai-nilai kebersamaan di kalangan santri.