Kamis, 20 June 2019 10:38 UTC
PROTES SERVER. Sejumlah wali murid mendesak Dispendik Surabaya mematikan kembali server dan memulai PPDB sistem zonasi dari awal dengan dengan menggelar aksi, Kamis 20 Juni 2019. Foto: Khoirotul Lathiiyah.
JATIMNET.COM, Surabaya – Audiensi Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya dengan wali murid belum membuat wali murid puas, Kamis 20 Juni 2019.
Audiensi yang dimulai pukul 15.00 WIB bertujuan menemukan titik temu pengaduan wali murid selama PPDB sistem zonasi 2019 dihadiri ratusan wali murid dan Kepala Dinas Pendidikan Surabaya, Ikhsan.
Ikhsan menyampaikan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Prinsipnya permintaan dari wali murid telah disampaikan.
“Tadi pagi saya sudah berkonsultasi dengan Kemendikbud, bahwa jika tidak menjalankan zonasi, maka pusat akan menghentikan bantuan,” ucap Ikhsan menjelaskan, disambut teriakan wali murid di depan kantor Dispendik Kota Surabaya.
BACA JUGA: Demonstran PPDB Minta Ikhsan Video Call Jokowi dan Risma
Selain itu, pesan dari Kemendikbud juga telah disampaikan Ikhsan bahwa pembagian persentase zonasi. Yakni mengatur zonasi sebenyak 30 persen dan 70 persen berdasarkan peringkat NUN.
“Bapak-bapak, ibu-ibu, setelah kami berkonsultasi dengan pusat, permintaan bapak-bapak dan ibu-ibu telah dikabulkan kemendikbud,” Ikhsan menambahkan. Informasi tersebut disambut tepuk tangan dari wali murid.
Namun demikian, hingga pukul 16.10 WIB, kantor dispenduk masih dipadati wali murid, karena belum puas dengan solusi dari Kedispendik Surabaya itu.
Beberapa wali murid kukuh dengan meminta dispendik menghapus sistem zonasi dan mengulang PPDB jenjang SMP dari awal. “Mulai dari awal pak pendafatarnnya,” kata salah satu wali murid yang disambut dengan sorakan massa.
BACA JUGA: Sistem Zonasi Bikin Sedih Anak, Wali Murid Ancam Tidur di Kantor Dindik
Wali murid semakin marah dan memprotes kebijakan Dispendik Surabaya yang kembali menghidupkan server PPDB Kota Surabaya. Salah satu wali murid dari SDN Barata Jaya Surabaya, Fitri Suhermin mengaku kecewa karena server yang dimatikan Rabu 19 Juni 2019 malam, telah dibuka kembali.
“Ditutupnya server hanya untuk menenangkan kami. Kami ingin server ditutup dan PPDB zonasi dibatalkan,” ungkapnya dengan nada kesal. Hidupnya server membuat anaknya tidak bisa masuk ke SMPN 8 yang jaraknya hanya 700 meter dari rumahnya.
Sementara itu, Kapolsek Wonokromo, AKP Christopher Adhikara Lebang berupaya menenangkan wali murid yang berniat menutup jalan di depan Kantor Dispendik Kota Surabaya. “Kami sudah meminta kepada wali murid agar tidak menutup jalan,” kata Christopher.
