Logo

Api Muncul dari Dalam Tanah, Warga Ponorogo Pasang Pagar dari Rafia

Reporter:,Editor:

Kamis, 26 September 2019 07:48 UTC

Api Muncul dari Dalam Tanah, Warga Ponorogo Pasang Pagar dari Rafia

API. Tanah tegalan mengeluarkan api sejak satu bulan terakhir, di Dusun Ringinsurup, Desa Kupuk, Kabupaten Ponorogo. Foto: Gayuh S.W

JATIMNET.COM, Ponorogo – Kepala Dusun Ringinsurup, Gumanto (45),  Desa Kupuk, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo, mengatakan awalnya terdapat sekitar 19 titik bara api yang ada di tanah tegal seluas 70 meter persegi tersebut. Kini tersisa 10 sampai 12 titik yang masih mengeluarkan asap berwarna putih. Pihaknya memagari tanah dengan rafia lantaran banyak pengunjung datang melihat.

“Karena mulai banyak yang penasaran akhirnya kami pasang tali rafia agar tidak membahayakan pengunjung dan anak-anak,” kata Gumanto, Kamis 26 September 2019.

Gumanto menuturkan kemunculan bara api ini baru pertama kali terjadi di dusunnya. Bahkan sebelum tanah tegal tersebut memunculkan bara api, semua tanaman yang hidup di atas tanah tersebut subur dan baik-baik saja.

BACA JUGA: Sate dengan Cita Rasa Hore

“Setelah panen ketela pohon Agustus lalu, berselang beberapa hari muncul asap dari sela-sela tanah,” tuturnya.

Karena banyak warga yang penasaran akhirnya beberapa tanah dibongkar warga untuk melihat sumber titik api tersebut. Namun yang terlihat hanya tanah kehitaman dan bara api.

Sementara itu warga lain, Senen (65) yang merupakan kerabat pemilik tanah menerangkan jika sebelumnya tanah seluas 70 meter persegi tersebut merupakan sebuah tanah galian sedalam dua meter yang pernah digunakan untuk membuang limbah ampas jamu.

BACA JUGA: Mahasiswa-DPRD Ponorogo Tolak Revisi UU

“Pemilik sebelumnya menggunakan sampah untuk urug (menimbun) tanah. Kemudian di atas sampahnya diurug (timbun) lagi dengan tanah seperti sekarang,” terangnya.

Gumanto melanjutkan penimbunan tanah itu dilakukan pada tahun 2011 atau sekitar delapan tahun yang lalu. Setelah itu tanah di atasnya digunakan untuk bercocok tanam sampai muncul bara api seperti sekarang ini.

“Sementara ini tanah kami biarkan dulu sampai apinya padam, tapi justru muncul titik-titik api baru,” pungkasnya.