Logo

Antisipasi Kecurangan, Tim Machfud Arifin-Mujiman Bentuk Satgas Gebrak

Reporter:

Minggu, 08 November 2020 01:00 UTC

Antisipasi Kecurangan, Tim Machfud Arifin-Mujiman Bentuk Satgas Gebrak

IKRAR SATGAS GEBRAK: Antisipasi kecurangan di Pilkada Kota Surabaya, tim pemenangan Machfud Arifin-Mujiman membentuk Satgas Gebrak, Sabtu 7 November 2020. Foto: Tim Machfud Arifin-Mujiaman

JATIMNET.COM, Surabaya - Semakin maraknya kecurangan yang sistematis, terstruktur dan masif menjelang Pilwali Surabaya pada 9 Desember 2020 disikapi oleh paslon nomor 2, Machfud Arifin-Mujiaman. Calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya ini membentuk Satgas Gebrak (Gerakan Bersama Anti Kecurangan).

Gebrak terdiri dari Satgas 8 partai politik pengusung Machfud-Mujiaman (Maju). Yaitu Garda Bangsa PKB, Gerakan Pemuda Ka'bah PPP, Garda Baret Nasdem, Garda Merah Putih Gerindra, Satria Demokrat, Angkatan Muda Pembaharuan Golkar dan lain lain.

Mereka membacakan ikrar dan bertekad mengawasi dan melawan kecurangan yang meliputi: pelibatan ASN dalam Pilwali Surabaya, APBD untuk kampanye paslon, politik uang, berita hoax, serta siap bersinergi dengan penyelenggara pilkada dan aparat penegak hukum.

Satgas Gebrak membacakan ikrar melawan kecurangan di Posko Utama Maju di Jalan Basuki Rahmat Sabtu 7 November 2020. Usai pembacaan ikrar, Satgas Gebrak berfoto bersama sambil membawa dan menunjukkan foto foto dugaan kecurangan tersebut.

BACA JUGA: Dampingi Silaturahmi Eri-Armuji dengan Pengusaha, Hasto: Demi Wong Cilik dan Gotong Royong 

Koordinator Gebrak, Asrori Muslich menegaskan bahwa seluruh parpol pengusung betul-betul berkomitmen memenangkan Machfud-Mujiaman. Untuk itu semua partai politik pengusung dan pendukung kompak merapatkan barisan dan membentuk Satgas Gebrak sekaligus sebagai bentuk kepedulian terhadap pelaksanaan Pilkata Kota Surabaya agar dapat berjalan dengan penuh kejujuran dan berintegritas.

Asrori mengatakan saat ini ada pihak yang tampak jelas melakukan kecurangan dengan melanggar aturan yang ada untuk memenangkan jagonya. Misalnya penggunaan dana APBD untuk kampanye terselubung, ketidaknetralan ASN hingga penyalahgunaan wewenang, dan lain lain.

“Akhir akhir ini sudah kelihatan kecurangan yang masif, terstruktur dan sistematis. Apalagi sejak survei terbaru Poltracking menyebut Machfud-Mujiaman unggul 17,6 persen atas lawannya," kata Asrori yang representasi dari Garda Bangsa PKB Surabaya itu.

Aktivis Gerakan Pemuda Anshor ini juga menyoroti banyaknya berita hoax di medsos yang memfitnah pasangan MAJU. Berita hoax itu sengaja diproduksi dan dishare untuk menjatuhkan Machfud Arifin dan Mujiaman.

BACA JUGA: Tak Sekadar Menang, PDIP Surabaya: Nama Besar Jadi Kunci Kemenangan

Yang paling parah terkait dengan indikasi pelibatan aparatur sipil negara (ASN), termasuk Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang dilaporkan ke Bawaslu karena melakukan kampanye di luar jadwal cuti.

“Spirit kami solid melawan kecurangan dan ketidakadilan, Harusnya ada keadilan dalam berkontestasi agar pesta demokrasi ini berjalan fair. Tapi fakta yang terjadi malah sebaliknya, Pemkot memberi contoh  tidak bener karena hanya ingin memenangkan paslon yang mereka dukung,” ujar Asrori.

Karena itu, ia mendorong masyarakat untuk ikut mengawasi agar Pilwali dapat berjalan jujur dan bermartabat. “Kami akan kawal di semua TPS-TPS di Surabaya, agar tidak terjadi kecurangan," pungkas Asrori disambut kata siap anggota Gebrak.