Rabu, 23 September 2020 09:40 UTC
Juru Bicara Tim Pemenangan Eri Cahyadi-Armuji, Achmad Hidayat. Foto: Dokumen DPC PDI Perjuangan.
JATIMNET.COM, Surabaya - Tim Pemenangan Calon Wali Kota Eri Cahyadi dan Calon Wakil Wali Kota Armuji meminta kepada KPU Surabaya untuk mengatur pengundian nomor urut kandidat pada waktu yang berbeda.
Hal ini diperlukan untuk menghindari potensi penularan Covid-19, yang nantinya menjadi klaster baru yakni klaster pilkada. Apalagi hingga saat ini belum jelas betul status Covid-19 pada salah satu calon di Pilkada Surabaya.
”Kemarin kami mempertimbangkan untuk tidak hadir pada pengundian nomor urut calon yang akan dilaksanakan besok Kamis (24 September 2020). Namun, setelah berdiskusi di tim internal, kami memutuskan hadir dengan dua syarat,” kata Juru Bicara Tim Pemenangan Eri Cahyadi-Armuji, Achmad Hidayat, Rabu 23 September 2020.
Achmad merinci dua syarat. Pertama, undian nomor urut dilakukan pada waktu yang berbeda. ”Silakan KPU atur, kalau paslon lain mau duluan, monggo. Yang jelas, kami minta di waktu yang berbeda, untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, terutama terkait upaya kita menghindari potensi penularan Covid-19,” jelas politisi muda tersebut.
BACA JUGA: Tim Eri-Armuji Mencatat Dua Kejanggalan Dalam Tahapan yang Dijalankan KPU Terkait Covid-19
Syarat kedua, lanjut Achmad, adalah sterilisasi ruangan sebelum digunakan. Sehingga pengaturan jeda waktu setidaknya membutuhkan sekitar tiga jam. Dia mencontohkan, misal paslon mengambil undian nomor urut pada pukul 10.00 WIB, maka pihaknya meminta KPU menyediakan waktu pengambilan nomor urut bagi Eri Cahyadi dan Armuji pada pukul 13.00 WIB.
”Jeda waktu diperlukan untuk sterilisasi. Kami menyarankan KPU Surabaya untuk menyediakan petugas khusus guna melakukan sterilisasi dengan cairan disinfektan yang sesuai standar otoritas kesehatan,” papar Achmad.
Achmad mengatakan, semua syarat itu diperlukan demi kepentingan publik luas. ”Termasuk kami harus melindungi paslon kami,” ujarnya.
Dia pun menyarankan agar seluruh petugas KPU Surabaya benar-benar menjalankan protokol kesehatan secara ketat, bahkan harus didampingi oleh ahli kesehatan, mengingat hingga hari ini belum ada pernyataan eksplisit dari KPU Surabaya tentang status Covid-19 salah satu paslon.
”Bismillah, kita semua berdoa agar seluruh warga Indonesia dan Surabaya, serta di seluruh dunia ini, semuanya sehat, dan pandemi Covid-19 segera berlalu,” pungkas Achmad.