Minggu, 27 July 2025 09:00 UTC
Rumah merdeka di Jombang menggelar kegiatan kebudayaan memperkenalkan melalui karya wayang dan permainan tradisional melestarikan budaya lama melawan gadget. Foto: Taufiqur Rachman
JATIMNET.COM, Jombang - Suasana ceria menyelimuti pelataran Rumah Merdeka Jombang saat puluhan anak sibuk menggoreskan warna-warni pada karton berbentuk tokoh pewayangan khas daerah mereka.
Kegiatan yang digelar selama dua hari, yakni 26-27 Juli 2025 ini merupakan inisiatif segar dalam memperingati Hari Anak Nasional melalui pendekatan budaya lokal.
Pada hari pertama diisi dengan pembuatan mural kolosal. Dengan bimbingan para mentor, anak-anak mentransformasi dinding kosong menjadi kanvas hidup yang menceritakan legenda Besut, Rusmini, dan Kebo Kicak.
Kemudian tepat di acara puncaknya, beralih ke workshop wayang karton.Lantas, menghadirkan pertunjukan wayang spesial dengan dalang tamu Den Hasan dari Jepara.
BACA: Hari Anak Nasional, PLN Nusantara Power Ajak Guru dan Anak PAUD Belajar Padamkan Api
Bahkan paling istimewa cerita disesuaikan dengan pemahaman anak-anak. Hal ini membuat mereka antusias menyimak dari barisan depan. Antusiasme terlihat jelas dari wajah-wajah peserta seperti Ardi yang masih berusia 8 tahun bersemangat bercerita.
"Aku paling suka bikin wayang Kebo Kicak. Kata om dalang, dia tokoh baik yang suka menolong." ucap anak asal Kecamatan Jombang ini.
Rina (32), ibu dari salah seorang peserta kegiatan itu menyatakan bahwa dukungan orang tua menjadi faktor penting dalam pengenalan budaya.
Ia merasa senang karena anak-anak tidak terus-terusan bermain gadget. Maka, ia mengajarkan anaknya agar mengerti sejarah dan bisa diperkenalkan permainan tradisional.
"Anak saya yang biasanya cepat bosan belajar sejarah. Tapi, sekarang malah minta diceritakan lagi tentang tokoh-tokoh ini. Bahkan, tadi sewaktu dolanan tradisional anaknya senang saat bermain egrang, dan ingin dibawa pulang," paparnya.
BACA: Hari Anak Nasional, Ratusan Anak TK di Kota Mojokerto Ikuti Wisata Sejarah dan Budaya
Selain diajarkan menggambar wayang dari karton dan dipentaskan wayang oleh Dalang Den Hasan asal Jepara, para anak juga diajarkan aktivitas permainan lawas.
Dalam kampung dolanan tradisional, secara langsung mengajarkan permainan tradisional yang berguna bagi tumbuh kembang anak. Permainan itu di antaranya, ontong-ontong bolong, bakiak, dan egrang bambu yang menjadi sarana belajar nilai-nilai kerja sama, keseimbangan dan keberanian.
Di sesi permainan tradisional yang difasilitasi Mustofa Sam menyedot perhatian, karena di jalanan aspal depan rumah merdeka, anak-anak satu persatu memainkan secara bergantian.
"Egrang, bakiak, dan ontong-ontong bolong bukan sekadar mainan, tapi media belajar nilai kehidupan, agar mereka bisa berjuang dan menjaga keseimbangan sekaligus kenalkan budaya dolanan sejak dini," imbuh Ketua Founder Kampung Dolanan asal kota pahlawan ini.
Selain itu, Alfantomim selaku penggagas Rumah Merdeka menjelaskan konsep unik acara ini memang diperuntukkan agar anak-anak tak sekadar bermain. Namun, juga mengenal akar budaya mereka.
Ia juga memberikan wayang karton polos dan kemudian diwarnai setelah itu dibawa pulang karyanya sebagai kenangan-kenangan sambil memprektekkan dirumah masing-masing.
"Jombang memiliki kekayaan cerita rakyat yang sayang jika terlupakan. Ini cara kami membuat sejarah tidak membosankan," jelasnya.
Acara yang diikuti 150 anak ini bisa membuktikan bahwa pelestarian budaya bisa dilakukan dengan cara menyenangkan. Melalui gelak tawa dan coretan warna-warni, anak-anak Jombang telah menorehkan babak baru dalam pewarisan budaya - sebuah proses pembelajaran yang hidup, menyentuh, dan penuh makna.
"Ini baru langkah awal. Kami berharap kegiatan semacam ini bisa memantik kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya sejak dini," tutup Alfantomim.
