Logo
Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW

Ada Pawai Bunga Telur Selama Sebulan di Banyuwangi

Reporter:,Editor:

Minggu, 09 December 2018 09:35 UTC

Ada Pawai Bunga Telur Selama Sebulan di Banyuwangi

Bunga telur yang disiapkan sebelum diarak keliling kampung dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Banyuwangi : Foto Ahmad Suudi

JATIMNET.COM, Banyuwangi – Beragam peringatan dilakukan umat muslim untuk merayakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Beda daerah beda pula tradisinya. Seperti yang dilakukan di Kabupaten Banyuwangi. Mereka menggelar peringatan selama sebulan penuh. Bergantian, mulai dari masjid ke masjid, lalu ke surau-surau yang tersebar di kampung-kampung.

Salah satunya yang digelar di Dusun krajan, Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwanig, Minggu 9 Desember 2018. Mentari belum setinggi kepala saat Paiman (40) menghitung kembali jodang yang sudah terkumpul di halaman musala Hikmah Mahmudi, Dusun Krajan, Desa Benculuk, Kecamatan Cluring.

Senyumnya tetiba mengembang saat hitungannya berakhir pada angka 60, sesuai target yang disepakati dalam musyawarah warga di musala itu beberapa hari lalu. 

Jodang-jodang yang menjadi tumpuan 40 bunga telur itu kemudian dinaikkan ke 20 becak dan mobil pikap. Pawai keliling kampung sudah siap. Semua warga yang biasa berjemaah di musala berangkat pawai keliling desa dalam sebuah barisan. Ada empat kelompok rebana yang bertugas mengiringi pembacaan salawat nabi.

Warga yang menonton di pinggir-pinggir jalan turut memeriahkan dengan meminta bunga telur yang sudah disediakan.

Di musala ini, ada sekitar 70 keluarga, namun bisa menyelenggarakan pawai ramai mengelilingi desa. Di rumah masing-masing, mereka mempersiapkan jodang dengan berbagai hiasan bunga sejak sehari sebelumnya.

Jodang yang paling banyak dibuat masyarakat berbahan pohon pisang yang dibuang daunnya, sebagai tempat bunga telur ditancapkan. Bunga telur adalah telur rebus yang ditusuk tangkai bambu dan dihiasi berbagai jenis kertas warna-warni. 

"Masyarakat sini mayoritas beragama Islam, dan bersemangat menghormati (bulan kelahiran) junjungan kami Nabi Muhammad," kata Paiman. 

Saat masyarakat berkumpul seperti itu juga sering diikuti agenda sedekah lainnya, misalnya warga saling bertukar nasi berkat. Namun kali ini ada 4 ekor kambing yang disembelih dan dimasak sebagai aqiqah yang menjadi jamuan makan perayaan Maulid Nabi Muhammad itu.

BACA JUGA: Ribuan Warga Kota Madiun Berebut Gunungan

Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi Choliqul Ridho mengklaim Banyuwangi merupakan daerah pertama yang merayakan kelahiran Sang Nabi secara besar-besaran dengan pawai bunga telur.

Jumlah titik perayaan belum diketahui, tapi di 217 desa dan kelurahan di Banyuwangi bergantian menggelar salawatan dan pawai telur, bahkan di satu desa bisa beberapa kali diselenggarakan. 

BACA JUGA: Aneka Tradisi Unik Merayakan Maulid Nabi Di Jatim

Ridho juga mengatakan telur rebus memiliki filosofinya sendiri sehingga dijadikan simbol perayaan kelahiran Nabi. Kuning telur melambangkan sifat ihsan, putih telur sebagai iman dan cangkangnya sebagai islam, serta tangkai bambu yang ditusukkan menembus telur melambangkan ketakwaan.

"Sekarang daerah-daerah lain juga ada (pawai bunga telur). Tapi sejarahnya memang dari Banyuwangi," kata Ridho.