Jumat, 24 January 2020 16:50 UTC
DEMONSTRASI. Massa pendemo membawa patung bergambar wajah Bupati Jember Faida, Jum'at, 24 Januari 2020. Foto: Faizin Adi
JATIMNET.COM, Jember – Aksi demonstrasi mengkritik pemerintahan Bupati Jember Faida kembali terjadi di depan rumah dinas bupati di Pendapa Wahyawibawagraha, Jum’at siang hingga sore, 24 Januari 2020. Demo ini juga dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri Gerakan Reformasi Jember (GRJ) yang dimotori pegiat LSM, Kustiono Musri.
Massa berkumpul setelah salat Jumat di Masjid Jami' Baitul Amin yang berada di dekat kawasan pendapa dan Alun-alun Jember. Massa pendemo membawa boneka yang ditempeli gambar wajah Faida lengkap dengan seragam dinas.
Seperti aksi sebelumnya, massa juga mengkritik berbagai kebijakan bupati yang dinilai menabrak aturan. Beberapa kasus dugaan korupsi di lingkungan Pemkab Jember termasuk korupsi Pasar Manggisan yang sedang disidik kejaksaan juga menjadi bahan kritikan.
BACA JUGA: Ragukan Keabsahan Hak Angket, DPRD Ancam Panggil Paksa Bupati Jember
"Selama ini, bupati mencitrakan dirinya bersih dan pihak lainnya korup. Narasi ini terus dihembuskan melalui media abal-abal yang dia bangun untuk memberangus kritik terhadap bupati," ujar Kustiono dalam orasinya.
Massa mengapresiasi langkah cepat Kejari dalam mengusut kasus korupsi revitalisasi Pasar Manggisan. "Akibat dikorupsi, proyek Pasar Manggisan jadi mangkrak. Ratusan pedagang terlunta-lunta, berdagang di tempat yang tidak layak," ujar Kustiono.
Pada boneka berwajah Faida itu diselempangkan selendang bertuliskan ‘Jember Empire’. Istilah empire yang berarti kerajaan jadi tren di tengah banyaknya kelompok masyarakat yang mengklaim penerus kerajaan tertentu. "Ini sebagai simbol kritik karena Faida memimpin seperti layaknya kerajaan," tutur Kustiono.
Demo kali ini juga diikuti beberapa tokoh agama seperti KH Syaiful Rijjal atau yang akrab disapa Gus Syaif, pengasuh pondok pesantren Asshiddiqiyyah Putri (Ashri).
BACA JUGA: GRJ Desak Faida Mundur sebagai Bupati Jember
Dalam orasinya, Gus Syaif mengkritik politik anggaran bupati. Faida dinilai memanfaatkan anggaran pemerintah melalui bantuan-bantuan untuk pencitraan dirinya. "Jangan percaya soal janji-janji bantuan. Bantuan sosial seperti beasiswa itu bukan uang pribadi beliau, tetapi pakai uang negara," ujar keponakan Rais Akbar PBNU almarhum KH Achmad Shiddiq ini.
Usai orasi, Gus Syaif mengajak massa untuk membaca salawat dan istigasah. Aksi berlangsung hingga sore dan berjalan dengan tertib. Massa membubarkan diri dan memunguti sampah yang berserakan.
Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Jawa Timu sempat memberi peringatan dan evaluasi agar Bupati Jember patuh pada aturan tata kelola pemerintahan. DPRD Jember juga telah menggunakan Hak Angket dan Hak Interpelasi untuk mempertanyakan dan menyelidiki sejumlah kebijakan Faida yang melanggar aturan tata kelola pemerintahan termasuk dalam menempatkan posisi jabatan ASN.
