Sabtu, 22 June 2019 03:59 UTC
DESAIN. Model jogging track di Taman Harmoni Keputih Surabaya. Ilustrasi: IST
JATIMNET.COM, Surabaya - Dinas Kebersihan Dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya tengah menyiapkan penambahan fasilitas jogging track di Taman Harmoni Keputih berupa jogging track melayang.
"Konsepnya berupa taman kreatif dengan area jogging track dinamis, lengkap dengan amfiteater terbuka serta ruang khusus pameran hasil karya warga Surabaya," kata Kasi Ruang Terbuka Hijau Dinas DKRTH Surabaya Rochim Yuliadi dihubungi Jatimnet.com, Sabtu 22 Juni 2019.
Rochim mengatakan saat ini prosesnya masih dalam tahap persiapan dan tak lama lagi akan segera dikerjakan. Nantinya, jogging track yang dibangun di taman bekas TPA yang sudah 11 tahun ditutup itu, modelnya beragam.
BACA JUGA: Pemkot Surabaya Garap Proyek Cable Car di Kenjeran
Ada yang landai, dan ada pula yang menanjak. Selain itu, konsep jogging track melayang ini memiliki material yang berbeda dengan lainnya.
“Jadi kami buat berbeda dengan menggunakan material stamp pattern yang berpola bunga. Kami juga lengkapi Taman Eks Incinerator, dengan amfiteater terbuka untuk pertunjukan,” paparnya.
Fasilitas tambahan ini dibuat meliuk dan ditopang oleh tiang-tiang. Pengunjung akan melewati tiga kanopi besar yang dihiasi tanaman rambat di sepanjang jalur yang dilewati.
“Pembangunannya sudah jalan. Sekarang tahap pengerjaan tiang pancang. Target selesai September 2019,” ujarnya.
BACA JUGA: Pengerjaan Frontage Wonokromo Masih 19 Persen
Sebelumnya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyebut pembangunan Taman Eks Incinerator ini sebagai usaha pemkot dalam pemerataan pembangunan.
Bahkan Risma, sapaan Tri Rismaharini menyebutkan, taman ini akan lebih bagus dari taman-taman yang ada di luar negeri sekali pun. “Taman ini penuh bunga. Kalau di negara lain cuma ada pohon sama rumput,” ungkapnya.
Diketahui, Taman Eks Incinerator dibangun menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Surabaya, Corporate Social Responsibility (CSR), serta bantuan dari United Cities Local Government (UCLG).
Risma yang juga menjabat sebagai Presiden UCLG Aspac ini mengungkapkan 400 lebih taman yang tersebar di Surabaya bertujuan untuk penghijauan kota.
BACA JUGA: Pengalihan Arus Lalin di Jalan Yos Sudarso Ditunda
Sekitar 30 persen Kota Surabaya dipenuhi oleh taman yang bermanfaat untuk menurunkan suhu udara. Hasilnya, saat ini suhu udara di Kota Surabaya telah turun sekitar dua derajat celsius.
“Dulu Surabaya rata-rata 34 sampai 36 derajat celsius. Sekarang sudah 34 derajat ke bawah dan itu ada datanya. Bahkan kalau pagi, Kota Surabaya berkabut dan hawanya dingin,” pungkasnya.
Desain taman seluas 2,8 hektar tersebut, ditambah luasan lahan yang sudah dibangun tahun ini mencapai 1,2 hektar merupakan sumbangan dari United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAC).