Senin, 29 October 2018 09:58 UTC
Tangkapan layar perjalanan Lion Air JT-610 pada Senin 29 Oktober 2018. Sumber Flightradar24.
JATIMNET.COM, Surabaya – Boeing Company, produsen pesawat terbang asal Abang Sam, menyatakan siap memberi bantuan pendampingan teknis uintuk menyelidiki jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Tanjung Karawang, Senin 29 Oktober 2019.
“Boeing stands ready to provide technical assistance to the accident investigation,” demikian pernyataan resmi The Boeing Company yang dimuat dalam situsnya.
Dalam pernyataan itu, produsen pesawat yang bermarkas Chicago, Illinois Amerika ini juga menyebut sesuai dengan standar protokol internasional, semua pertanyaan tentang jatuhnya pesawat agar ditujukan pada Komite Nasional Keselamatan Transportasi.
Boeing sekaligus menyampaikan keprihatinan atas peristiwa itu. Mereka menyatakan simpati pada keluarga korban. “The Boeing Company is deeply saddened by the loss of Flight JT 610. We express our concern for those on board, and extend heartfelt sympathies to their families and loved ones.”
We are deeply saddened by the loss of Lion Air Flight JT 610. We express our concern for those on board, and extend heartfelt sympathies to their families and loved ones. STATEMENT: https://t.co/5e18xbb4uX
— Boeing Airplanes (@BoeingAirplanes) 29 Oktober 2018
BACA JUGA: Lion Air Jatuh Di Perairan Tanjung Kerawang
Pesawat Lion Air JT-610 mengalami kecelakaan setelah 13 menit lepas landas di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng pukul 06.20 WIB, Senin 29 Oktober 2019. Pesawat tujuan Pangkalpinang itu membawa 189 orang penumpang, termasuk kru kabin, kopilot, dan pilot.
Dalam rekaman Flightradar24, aplikasi informasi penerbangan berbasis internet, tercatat JT-610 mendaki ketinggian 1.500 kaki dengan kecepatan 222 Knot di menit pertama. Setengah menit kemudian, kecepatan pesawat bertambah menjadi 265 Knot dan naik di ketinggian 2.050 kaki.
Meski sempat turun di ketinggian 1.475 kaki, pesawat itu kembali mendaki hingga ketinggian 5.450 kaki. Tapi, pada menit ke-8 setelah lepas landas, pesawat turun lagi di ketinggian 4.500 kaki. Berikutnya, pesawat naik lagi di ketinggian 5.450 kaki sebelum kembali turun hingga ketinggian 3.650 kaki dan menghilang dari pantauan radar.
Jatimnet.com membandingkannya dengan rekam terbang sebelumnya. Pada Minggu 28 Oktober 2018, pesawat dengan kode registrasi PK-LQP itu sudah berada di ketinggian 7.725 kaki dengan kecepatan 246 Knot pada tiga menit setelah lepas landas. Di kisaran waktu sama, dibanding saat pesawat menghilang dari radar pada Senin pagi ini, pesawat sudah berada di ketinggian 12.075 kaki dengan kecepatan 252 Knot.
BACA JUGA: Ini Spesifikasi Pesawat Lion Air Yang Jatuh
Dalam catatan Planefinderdata, PK-LQP adalah pesawat baru. Pesawat jenis Boeing 737-MAX 8 ini terbang perdana pada 30 Juli 2018 dan diregistrasi pada 13 Agustus 2018. Adapun dalam laman sosial medianya, Lion Air mulai mengoperasikan pesawat itu sejak 15 Agustus 2018 dan menyatakan laik terbang.
JT-610 dipiloti kapten Bhavye Suneja dengan kopilot Harvino. Suneja tercatat mengantongi 6 ribu jam terbang dan Harvino 5 ribu jam terbang. Pesawat ini juga membawa enam orang awak kabin. Manajamen Lion Air menyatakan keprihatinan atas peristiwa itu dan siap bekerjasama dengaan instansi terkait terkait kecelakan JT-610.