Selasa, 18 June 2019 09:12 UTC
CARI KORBAN. Basarnas Surabaya melakukan pencarian terhadap penumpang KM Arim Jaya yang belum ditemukan di perairan Sumenep. Foto: IST/Basarnas
JATIMNET.COM, Surabaya – Tenggelamnya kapal Arim Jaya pada Senin 17 Juni 2019 di perairan Sumenep, Madura menambah panjang kecelakaan transportasi laut. Berdasarkan data yang dihimpun Jatimnet.com, terdapat lima kecelakaan laut dalam dua bulan terakhir dengan 19 penumpang meninggal dan 20 lainnya hilang.
Berdasarkan data dari Basarnas Surabaya, Kapal Motor (KM) Arim Jaya membawa 57 penumpang. Data hingga pukul 10.00 WIB, terdata 17 korban meninggal, satu hilang, dan 39 selamat.
Namun berdasarkan catatan dari Kepolisian Resor Sumenep hingga pukul 13.46 WIB, KM Arim Jaya berpenumpang 61 orang. Sementara jumlah penumpang selamat 39, meninggal 17, dan lima orang belum ditemukan.
Sementara Kepolisian Daerah Jawa Timur menduga KM Arim Jaya tenggelam disebabkan kelebihan muatan. Kapal dengan bobot 6 Gross Tonage dengan panjang 10 meter itu diduga juga dihantam ombak tinggi.
BACA JUGA: Terbaru, Korban KM Arim Jaya yang Meninggal 17 Orang
Empat kecelakaan laut yang menelan korban jiwa lainnya adalah tenggelamnya KM Nusa Kenari dengan rute Kalabahi-Desa Mademang, Kecamatan Purnama.
Kapal ini tenggelam di perairan laut Tanjung Margeta, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu, 15 Juni 2019 sekitar pukul 05.00 WITA, setelah bertolak dari Pelabuhan Kalabahi pukul 01.30 WITA.
Kepala Basarnas Maumere, I Putu Sudayana, mengatakan jumlah penumpang 52 orang. Dari jumlah tersebut 45 selamat, empat luka ringan, dan dua orang meninggal. Lima penumpang lainnya belum ditemukan, yakni dua dewasa dan tiga anak-anak.

PERTOLONGAN PERTAMA. Sejumlah penumpang KM Arim Jaya mendapat perawatan medis di Puskesmas Dungkek, Sumenep setelah kapal yang ditumpangi tenggelam, Senin 17 Juni 2019. Foto: IST
Sementara Kepala Kepolisian Resor Alor, AKBP Patar Silalahi mengungkapkan kapal tersebut dihantam ombak setinggi 1,5 meter dan diduga tidak mengantongi izin (Surat Izin Berlayar/ SIB) dari Syahbandar setempat. Adapun BMKG Kupang melaporkan ombak setinggi 1,5 meter di sekitar kecelakaan.
Seorang ABK KM Intan Laut 12, Salman Alparizy (20) dilaporkan hilang dalam perjalanan. Dia diduga jatuh di Laut Arafuru saat gelombang setinggi tiga meter menghantam kapal tersebut.
KM Lintas Timur tenggelam di perairan Banggai Laut, Sulawesi Tengah pada Sabtu, 1 Juni 2019. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Luwuk melakukan pencarian terhadap 17 korban yang belum ditemukan dari total 18 awak kapal.
BACA JUGA: Angkut 52 Penumpang, KM Arim Jaya Tenggelam di Perairan Madura
Dalam laporan Tempo, 5 Juni 2019 menyebutkan Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kemenhub Ahmad menyebut kapal mengangkut 18 kru kapal, satu di antaranya adalah nakhoda.
Di dalam manifest, KM Lintas Timur memiliki berat 1.720 gross tonnage membawa semen 3.000 sak. Kapal ini berangkat dari Pelabuhan Bitung pada 28 Mei dengan tujuan Pelabuhan Morowali, Sulawesi Tengah.
Satu kecelakaan lainnya adalah kandasnya KMP Mutiara Indonesia di Pulau Kondo, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Diduga mesin kapal mati setelah 30 menit berlayar dari Pelabuhan Tano, Kabupaten Sumbawa, 11 Mei 2019, sekitar pukul 02.00 WITA.
Tidak ada korban jiwa dari peristiwa tersebut. Seluruh penumpang yang berjumlah 95 orang dievakuasi. Kapal tersebut juga memuat sejumlah kendaraan, seperti bus besar dan kecil, truk, kendaraan roda empat, dan dua kendaraan roda dua. (ant)