Logo

14 Lembaga Pendidikan Lolos Penilaian Adiwiyata Kota Surabaya 2020

Reporter:,Editor:

Kamis, 24 September 2020 05:40 UTC

14 Lembaga Pendidikan Lolos Penilaian Adiwiyata Kota Surabaya 2020

LOLOS ADIWIYATA: Sebanyak 14 lembaga pendidikan jenjang SD dan SMP di Kota Pahlawan dinyatakan lolos dalam penilaian Sekolah Adiwiyata Kota Surabaya Tahun 2020.

JATIMNET.COM, Surabaya - Sebanyak 14 lembaga pendidikan jenjang SD dan SMP di Kota Pahlawan dinyatakan lolos dalam penilaian Sekolah Adiwiyata Kota Surabaya Tahun 2020. Dari 14 lembaga pendidikan itu, terdiri dari 10 jenjang SD dan 4 SMP. 

Keputusan tersebut ditetapkan setelah ke-14 sekolah itu melalui tahapan verifikasi administrasi dan penilaian yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya bersama tim penilai.

Penilaian yang dilakukan ini, berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor: P.53/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019. Penilaian yang dilakukan itu mencakup beberapa aspek, mulai verifikasi kelengkapan administrasi, kebersihan lingkungan hingga fasilitas serta sarana prasarana di sekolah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Eko Agus Supiadi mengatakan, di masa pandemi Covid-19 tentunya ada perbedaan pada proses penjaringan maupun penilaian Calon Sekolah Adiwiyata. Meski demikian, hal itu tak menjadi kendala dalam setiap tahapan proses pelaksanaan program Sekolah Adiwiyata Kota 2020.

BACA JUGA: Lahan BTKD Jeruk Panen Ketela Rambat Madu

“Pakai virtual jadi dibatasi, kalau dulu (tim penilai) itu datang dan ada penyambutan. Kalau sekarang tidak,” kata Agus, Kamis 24 September 2020.

Meski demikian, selama ini pendampingan dan pengawasan terhadap Calon Sekolah Adiwiyata di Surabaya tetap berjalan. Meskipun dalam pelaksanaan tahun ini bersifat terbatas dengan meminimalisir setiap kegiatan tatap muka. “Jadi dokumen administrasi itu dikirim lewat daring dari sekian Calon Sekolah Adiwiyata yang diusulkan,” ia menuturkan.

Bagi Calon Sekolah Adiwiyata yang dinyatakan lolos di tingkat kota, nantinya lembaga pendidikan itu akan diusulkan ke jenjang provinsi. Tentunya lembaga pendidikan yang diusulkan itu telah dianggap layak memenuhi beberapa aspek penilaian yang ditentukan.

“Nanti yang lolos (tingkat kota) kita usulkan ke tingkat provinsi. Biasanya kalau di provinsi itu tunggu satu tahun dulu dia bina sekolah kemudian di tahun berikutnya diusulkan ke tingkat nasional,” ujarnya.

BACA JUGA: Limbah Sepatu Kulit Juara Kompetisi Kreatif Alas Kaki

Sementara, salah satu anggota tim penilai Sekolah Adiwiyata Kota Surabaya 2020, Andreas Agus Kristanto Nugroho berharap kepada 14 lembaga pendidikan yang telah lolos tersebut. Sebab, dia menilai, masih banyak media pembelajaran lain yang belum dimanfaatkan oleh para guru atau warga sekolah. 

Contohnya, beberapa potensi wisata alam, heritage, serta taman-taman di Surabaya yang dapat diadopsi untuk diterapkan di masing-masing lingkungan sekolahnya. “Itu yang masih belum saya temukan di salah satu peserta ini. Jadi itu yang perlu dikembangkan oleh sekolah yang bisa menunjukkan karakter Surabaya-nya,” kata Andreas.

Anggota Riset dan Edukasi Program Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) ini juga menyatakan, seharusnya warga sekolah yang tinggal di Kota Pahlawan itu lebih paham dengan karakteristik Surabaya. Sebab, esensi dari Program Adiwiyata itu sendiri adalah bagaimana merubah perilaku ramah lingkungan.

BACA JUGA: Pengembangan Urban Farming dan Diversifikasi Pangan Kota Surabaya

“Itu yang mungkin jadi PR kawan-kawan sekolah di Surabaya. Bahwa ada suatu potensi yang dimiliki Surabaya yang bisa digunakan menjadi media pembelajaran,” ia menyebutkan.

Menurut Andreas, dalam program ini rata-rata di sekolah itu hanya sekadar melengkapi persyaratan yang harus ada. Tapi, dia tidak mengerti esensi yang harus diajarkan kepada anak didiknya seperti apa.

Misalnya, sekolah tersebut telah memiliki biopori. Nah, tujuan dari biopori itu sendiri kan untuk mengatasi genangan. Seharusnya melalui biopori itu dapat menjadi pemicu ide-ide inovasi baru untuk menjawab tantangan Surabaya.

BACA JUGA: Halaman Balai Kota Surabaya Hasilkan Panen Padi 21 Kilo

“Seharusnya dia bisa men-twice, bolehlah copy paste tapi silahkan rubah sedikit, misal saya modifikasi hasilnya. Cari yang bisa sesuai dengan sekolah saya seperti apa,” ia menambahkan.

Maka dari itu, Andreas berpesan kepada seluruh lembaga pendidikan yang lolos penilaian Sekolah Adiwiyata tingkat kota itu agar terus belajar dan menambah jejaring kerja. Terutama, bersinergi dengan lembaga atau orang-orang yang biasa berkecimpung pada bidang lingkungan.

"Jangan bosan membaca, jangan bosan mencari ilmu dan cari kenalan dengan kawan-kawan yang berkegiatan di lingkungan pasti punya ide-ide yang bisa di-twice pada proses pembelajaran," ia memungkasi.