Jumat, 24 October 2025 10:11 UTC
Warga Desa Brudu, Kecamatan Sumobito, Jombang melakukan aksi tanam pohon pisang di jalan desa sebagai bentuk protes. Foto: Taufiqur Rachman
JATIMNET.COM, Jombang – Warga Dusun Kedungurip, Desa Brudu, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, melakukan aksi unik dengan menanam sekitar 30 pohon pisang di jalan rusak sepanjang 600 meter. Aksi yang dilakukan sejak Rabu, 22 Oktober 2025 itu menjadi bentuk protes warga terhadap jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki selama 12 tahun terakhir.
Menurut keterangan warga, jalan penghubung antar desa tersebut telah mengalami kerusakan parah sejak lama tanpa adanya perbaikan berarti dari pemerintah desa. Salah seorang warga, Rumadi (63), membenarkan bahwa kerusakan jalan sudah terjadi meski kepala desa sudah berganti beberapa kali.
“Jalan ini rusak sudah lama, sekitar 12 tahun. Pernah ditimbun tanah beberapa kali pakai uang pribadi warga, tapi karena sering banjir, tidak bertahan lama,” ujar Rumadi.
BACA: Bupati Warsubi Perintahkan Pembuatan Jalan Darurat
Kondisi jalan yang penuh lubang dan sering tergenang air setiap kali hujan, membuat warga kesulitan melintas, termasuk anak-anak sekolah. Penanaman pohon pisang dilakukan sebagai bentuk protes simbolis terhadap janji kesejahteraan yang belum dirasakan masyarakat desa.
“Kalau hujan dua jam saja, jalan langsung tergenang. Dulu pernah diurug, tapi percuma. Kalau bisa ya dicor sekalian biar kuat. Ini kemauan warga semua, jalan ini harus diperbaiki. Selama belum diperbaiki, ya pisangnya tetap di situ,” tegasnya.
Aksi warga menanam pisang ini menjadi simbol perlawanan terhadap ketidaknyamanan dan rasa lelah warga yang harus menghadapi jalan rusak selama lebih dari satu dekade.
Selama jalan belum diperbaiki, warga bertekad tidak akan mencabut pohon pisang. Foto: Taufiqur Rachman
Menanggapi aksi tersebut, Kepala Desa Brudu, Ahmad Efendi, membenarkan bahwa jalan tersebut terakhir dibangun pada tahun 2013.
“Bukan kami tidak membangun, tapi jalan itu sering dilalui truk-truk bermuatan berat. Jadi kalau hanya diaspal atau dipaving, tidak akan kuat,” jelasnya.
Efendi mengungkapkan bahwa perbaikan permanen baru bisa dilakukan pada tahun 2027, karena terbatasnya anggaran desa.
BACA: Baru Setahun Dibangun, Jembatan Asemgede Jombang Longsor
“Rencananya tahun 2027 baru bisa dibangun. Panjang jalan dari barat ke timur sekitar 600 meter dan biayanya diperkirakan lebih dari Rp1 miliar,” ujarnya.
Meski demikian, pemerintah desa berjanji akan melakukan langkah sementara untuk mengurangi dampak kerusakan jalan sambil menunggu pembangunan permanen.
“Kami sudah rapat dengan warga, pengusaha, BPD, Kapolsek, Danramil, dan pihak kecamatan. Untuk sementara, jalan akan kami urug dulu sambil menunggu perbaikan permanen,” pungkas Efendi.
