Selasa, 01 October 2019 05:24 UTC
CEMAS. Warga Probolinggo yang keluarganya tertahan di Wamena, Papua merasa cemas menunggu kepulangan mereka. Foto: Zulkifli
JATIMNET.COM, Probolinggo – Kesedihan tengah menyelimuti Warga Desa Jorongan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, yang anggota keluarganya masih tertahan di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua.
Salah satunya adalah keluarga Funa, warga Dusun Krajan 1, Desa Jorongan. Suami Funa bernama Surawi yang merantu ke Wamena masih tertahan di pengungsian sampai kini dan belum bisa pulang karena tak punya uang sama sekali.
Dijelaskan Funa, suaminya di Wamena bekerja sebagai kuli bangunan dan sudah merantau di sana selama tiga bulan. Funa berharap pemerintah daerah bisa membantu pemulangan suaminya ke kampung halaman.
BACA JUGA: Sekitar 200-an Warga Probolinggo Tertahan di Wamena
Funa mengungkapkan, sudah beberapa pekan terakhir dirinya kebingungan mencukupi kebutuhan keluarganya. Sementara kondisi suami masih tak bisa pulang kampung sampai kini.
“Harapan saya pemerintah membantu pemulangan suami saya. Saya sudah kebingungan cari uang. Jangankan untuk biaya pulang suami, buat makan saja saya sampai utang. Anak juga tanya terus tentang keadaan bapaknya,” kata Funa dengan nada sedih.
“Bingung mau cari uang ke mana. Sedangkan biaya pulang dari Wamena ke Probolinggo cukup besar sekitar Rp 4 Juta,” katanya.
BACA JUGA: Gubernur Jawa Timur Kirim Tim ke Wamena
Hal sama diutarakan Hasanah yang juga warga Desa Jorongan. Suami Hasanah juga masih tertahan di Wamena dan tidak memiliki uang untuk biaya pulang.
Apalagi saat ini kondisi kaki suaminya tengah terluka lantaran menginjak pecahan kaca saat kabur dari peristiwa kerusuhan di Wamena pekan lalu. “Harapan saya sama, suami bisa pulang ke rumah. Karena kami sudah gak punya uang lagi,”pintanya.
BACA JUGA: Pengungsi Akui Hubungan dengan Warga Wamena Cukup Baik
Kepala Desa Jorongan Masuni mengungkapkan, diperkirakan jumlah warga Kecamatan Leces yang tertahan di Wamena lebih dari 300 orang. Jumlah tersebut diketahui setelah dirinya berkoordinasi dengan kepala desa lainnya yang ada di Kecamatan Leces.
“Dimungkinan lebih dari 300-an orang dari Kecamatan Leces yang tertahan di Wamena. Informasi sementara mereka masih bertahan di tempat pengungsian,” kata Masuni.
