Logo

Warga Ponorogo Gelar Salat Istisqa untuk Minta Hujan

Reporter:,Editor:

Minggu, 22 September 2019 06:57 UTC

Warga Ponorogo Gelar Salat Istisqa untuk Minta Hujan

KHUSUK. Sejumlah warga Desa Manuk, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo menggelar salat istisqa untuk meminta hujan, Minggu 22 September 2019. Foto: Gayuh Satria.

JATIMNET.COM, Ponorogo – Warga Desa Manuk, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo menggelar salat istisqa atau salat meminta hujan di embung Sedodok, Minggu 22 September 2019.

Salat ini dilaksanakan setelah desa tersebut tidak pernah turun hujan dalam lima bulan terakhir. Selain itu, embung tersebut merupakan pusat dari pengairan persawahan warga Desa Manuk dan sekitarnya.

“Embung ini biasanya tidak pernah kering, namun sekarang debit airnya tinggal seperempat dari kapasitas 18 ribu kubik air,” kata Kepala Desa Manuk Wahyudi, di sela kegiatan.

Wahyudi mengatakan, embung di desanya adalah satu-satunya. Apabila embung mengering, akan banyak warga yang kesulitan untuk mengairi sawahnya. Bahkan di dalam embung tersebut banyak ikan yang sering dipancing warga.

BACA JUGA: 2.710 Bungkus Getuk dan 3.700 Takir Dibagikan Gratis di Festival Honggolono

Selain berdoa untuk meminta hujan, ia bersama warga lainnya juga berharap agar kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan cepat padam.

“Kami berharap hujan bisa segera turun dan menjadi berkah bagi seluruh masyarakat, agar tidak terjadi kekeringan dan kebakaran hutan,” ujarnya.

RITUAL PENUTUP. Sejumlah warga Desa Manuk, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo menangkap ikan di embung sedodok setelah menggelar salat istisqa untuk meminta hujan. Foto: Gayuh Satria.

Selain doa bersama, kegiatan warga dilanjutkan dengan berebut ikan di embung. Debit air yang semakin sedikit memudahkan warga turun ke tengah embung untuk menangkap ikan.

Kesempatan itu tidak disia-siakan beberapa warga, yang turun membawa jaring. Ada pula warga yang hanya mengandalkan tangan kosong untuk menangkap ikan.

BACA JUGA: Ipong Pimpin Ritual Larung Sesaji di Telaga Ngebel Ponorogo

Salah satu aktivis lingkungan, Imam Subaweh menuturkan cara ini dimaksudkan untuk menyadarkan warga betapa pentingnya menjaga sumber air. Menurutnya, banyak yang bergantung dengan keberadaan sumber air tersebut. Termasuk manusia, tanaman dan ikan.

“Ini adalah pesta rakyat, agar aliran sungai tetap mengalir. Selain itu, untuk menyadarkan warga akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,” tuturnya.

Berbagai ikan ditangkap warga mulai nila, mujair, gurami dengan berbagai ukuran. Bahkan ada warga yang berhasil menangkap ikan patin dengan tangan kosong seberat lima kilogram, dengan panjang 80 centimeter.