Minggu, 01 September 2019 09:48 UTC
WUJUD SYUKUR. Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni memimpin larung sesaji di Telaga Ngebel untuk memperingati Suroan, Minggu 1 September 2019. Foto: Gayuh Satria.
JATIMNET.COM, Ponorogo – Sejumlah warga Ponorogo menggelar Larung Sesaji di sekitar telaga Ngebel, Minggu 1 September 2019. Larung sesaji ini dimaknai sebagai wujud syukur dengan melarung atau membuang bala yang bersifat hal-hal buruk, ke tengah telaga dalam menyambut 1 Muharram atau 1 Suro kalender Jawa.
Ritual diawali dengan pagelaran tari gambyong ombyak tri murti, dilanjutkan dengan upacara kirab lima buceng agung serta kirab antawencana buceng mengelilingi telaga. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan pertunjukkan tari bedoyo larung dan reog.
Saat prosesi larungan buceng agung ke telaga, ribuan orang antusias melihat ritual sakral ini. Masyarakat bersiap ikut dalam prosesi buceng purak dan buceng sedekah bumi di dermaga telaga. Demi bisa ngalap berkah dari ritual ini.
BACA JUGA: Sambut Tahun Baru Islam, Ponorogo Gelar Grebeg Suro 2019
“Larungan ini adalah sebuah perwujudan rasa syukur masyarakat Ponorogo atas rezeki yang telah diterima dalam setahun terakhir,” kata Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, Minggu 1 September 2019.
Ipong menuturkan larungan ini juga menjadi salah satu tradisi jawa sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME. Wujud syukur lainnya adalah sedekah bumi, bersih desa dan mengumpulkan hasil bumi, dengan mengonsumsi bersama maupun dengan cara larungan di laut, sungai, dan telaga.

MAGIS. Tari bedoyo larung mengiringi kegiatan larung sesaji di tepi Telaga Ngebel untuk tolak bala sekaligus wujud syukur kepada Tuhan YME. Foto: Gayuh Satria.
“Ini juga sebagai bentuk komunikasi manusia dan Tuhannya, dengan simbol-simbol seperti ini. Jadi ini wujud syukur yang dikemas dalam bentuk tradisi,” ujarnya.
Dalam larungan ini lima buceng agung dengan empat buceng berupa hasil bumi seperti buah-buahan dan sayuran. Sedangkan satu buceng agung yang terbuat dari beras merah dilarung ke tengah telaga dengan cara dinaikkan rakit bambu dan ditenggelapkan Bupati Ponorogo.
BACA JUGA: Kirab Tiga Pusaka di Ponorogo untuk Peringati Pindahnya Pusat Pemerintahan
Larung sesaji tahun ini sedikit berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satunya melibatkan TNI AU Lanud Iswahjudi yang melakukan flypass dengan heli Super Puma. Begitu juga dengan parade speedboat mengelilingi telaga.
Pemkab Ponorogo berjanji menjadikan kegiatan ini sebagai agenda wisata tahunan. Sebab, dalam acara ini mampu menyedot perhatian masyarakat lokal maupun wisatawan lain untuk menyaksikan prosesi sakral di Telaga Ngebel.