Sabtu, 31 August 2019 13:18 UTC
Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni menjamas pusaka. Foto: Gayuh.
JATIMENET.COM, Ponorogo – Tradisi perayaan Grebeg Suro di Ponorogo dilaksanakan dengan kirab dan jamasan pusaka yang dilakukan Bupati di depan paseban alun-alun Ponorogo, Sabtu 31 Agustus 2019.
Acara dimulai dari makam Batoro Katong tersebut menyedot perhatian puluhan ribu pasang mata yang memenuhi sepanjang jalan, mulai dari pintu keluar makam sampai dengan alun-alun Ponorogo.
Kirab pusaka ini juga menjadi sebuah tradisi untuk mengenang pindahnya pusat pemerintahan Kabupaten Ponorogo yang dulu terletak di Kota Lama atau Setono kemudian pindah ke Kota Tengah atau pusat pemerintahan saat ini.
BACA JUGA: 2020 Ponorogo Anggarkan Rp 20 Miliar untuk Bangun Rumah Layak Huni
Pindahnya pusat pemerintahan tersebut turut diboyong pusaka yang menjadi sejarah berdirinya Ponorogo. Pusaka tersebut adalah Sabuk Cinde Puspito, Payung Songgsong Tunggul Wulung, dan Tombak Tunggul Nogo.
Ketiga pusaka ini kemudian diarak dari Kota Lama menuju Kota Tengah. Dalam arak-arakan ini puluhan orang berpakaian seperti Bregodo atau prajurit dan disusul dengan rombongan bupati dengan naik delman mengawal ketiga pusaka menuju Kota Tengah.
“Ini sudah menjadi tradisi masyarakat Ponorogo menjelang malam satu Suro atau menjelang tahun baru Islam,” kata Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, Sabtu 31 Agustus 2019.

KIRAB PUSAKA: Prosesi kirab tiga pusaka menuju alun-alun Ponorogo. Foto: Gayuh.
Ia pun tak lupa untuk berharap agar seluruh masyarakat Ponorogo rejekinya tambah banyak, jalannya pemerintahan Ponorogo lebih baik, lebih lancar, lebih maju, semoga dan diberkahi serta diridai Allah SWT.
“Masyarakat tampak bersuka ria, gembira dan bersyukur atas nikmat yg diberikan selama ini,” ujarnya.
Ketiga pusaka yang sudah sampai di alun-alun dijamas oleh Bupati Ponorogo dan setelah itu akan kembali disimpan di Pendopo Kabupaten.

TUMPENG: Warga berebut tumpeng hasil bumi. Foto: Gayuh.