Selasa, 07 January 2020 14:51 UTC
Ilustrasi: GIlas Audi.
JATIMNET.COM, Gresik – Korban banjir di Gresik Selatan yang meliputi wilayah Kecamatan Benjeng mengaku jenuh dengan janji pemerintah yang tidak kunjung membangun tanggul Kali Lamong.
Ungkapan itu disampaikan warga Desa Deliksumber Kecamatan Benjeng setelah wilayahnya dua kali diterjang banjir. Banjir pertama terjadi pada 1 Januari 2020 dan banjir kedua Selasa 7 Januari 2020.
“Banjir kedua ini lebih parah. Ketinggiannya antara 70 sampai 80 sentimeter. Kami lelah karena pemerintah tidak segera membangun tanggul Kali Lamong,” terang Mulyono warga desa Deliksumber kepada awak media.
BACA JUGA: 8 Desa di Gresik Terendam Banjir
Pantauan Jatimnet.com di lapangan, banjir kedua kali ini menerjang ribuan rumah di 14 desa yang ada di dua kecamatan, yakni Benjeng dan Balongpanggang. Padahal pada banjir pertama di awal tahun hanya melanda sekitar seratusan rumah di delapan desa.
Banjir luapan Kali Lamong disebabkan hujan deras yang mengguyur Lamongan dan Mojokerto. Akibatnya luapan air tidak bisa ditampung Kali Lamong.
Dampak banjir tersebut mengakibatkan aktivitas warga lumpuh total. Selain tidak bisa bekerja, korban banjir juga tidak bisa memasak karena dapur terendam banjir.
Warga Deliksumber lainnya, Titik mengaku tidak bisa beraktivitas di rumah akibat banjir kedua yang lebih besar. “Harapan kami pemerintah segera mengambil solusi agar daerah kami tidak banjir setiap tahunnya,” keluh Titik.
BACA JUGA: Atasi Banjir Langganan Kali Lamong, Emil dan Bupati Gresik Gelar Rakor
Meski banjir semakin tinggi, petuggas belum berencana mengevakuasi warga terdampak. Pasalnya warga sudah terbiasa memilih bertahan di rumahnya sambil mengamankan harta benda.
Sementara itu, Dandim 0817 Gresik, Letkol Inf Budi Handoko segera membuat dapur umum di balai desa Deliksumber.
Adapun Kapolres Gresik AKBP Kusworo Wibowo mengevakuasi warga yang bersedia. Sementara korban banjir yang menolak dievakuasi turut dibagikan sembako. Dia juga mengingatkan kepada warga agar memantau anak-anak dan orang tua.
