Logo

Warga di Lamongan Biayai Iuran BPJS dari Hasil Sampah

Reporter:,Editor:

Minggu, 09 January 2022 05:00 UTC

Warga di Lamongan Biayai Iuran BPJS dari Hasil Sampah

Perangkat Desa Sidorejo beserta warganya saat melakukan penimbangan sampah

JATIMNET.COM, Lamongan - Pembayaran BPJS tidak melulu harus menggunakan uang. Tapi dengan berupa lainnya juga bisa dilakukan, yakni barang bekas yang bisa di daur ulang.

Seperti yang terjadi di Desa Sidorejo, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan ini membiayai BPJS warganya menggunakan hasil dari sampah ataupun barang bekas, yang sebelumnya sempat membuat resah warga.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Desa Sidorejo Saptaya Nugraha, awalnya pada tahun 2009 sampah di desa Sidorejo itu menjadi masalah atau momok bagi masyarakat, yakni bau tak sedap.

Sehingga, membuat Pemerintah Desa (Pemdes) setempat berpikir mencari jalan solusi agar sampah tersebut tidak lagi jadi masalah. Dibuatkanlah tempat penampungan sampah (TPS), hal ini berjalan lancar.

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Mojokerto Rayakan Hakordia, Peserta Usai Nulis Sticky Notes Dapatkan Souvenir 

"Sejak ada TPS permasalahan warga sudah agak terkurangi, karena membuang sampah pada tempatnya (TPS)," katanya, Minggu 9 Januari 2022.

Namun, seiring berjalannya waktu selama satu tahun sampah di TPS masih sempat menimbulkan masalah, yakni bau tidak sedap. Hal ini para Pemdes mendapatkan komplain dari warga sekitar. Perangkat desa setempat pun kembali berpikir mencarikan solusi lainnya.

"Pada saat itu kita kebingungan, alhamdulillah tahun 2011 ada program dari Pemerintah Kabupaten Lamongan namanya Lamongan Green and Clean (LGC), salah satunya adalah untuk pengolahan sampah," ujarnya.

Baru di tahun 2012, lanjut Saptaya Nugraha, mulai mengadakan penimbangan sampah di masing - masing RT yang akhirnya sampai berjalan hingga 5 tahun.

Baca Juga: Komisi IX DPR RI Soroti Akurasi Pengelolaan Data PBI-JKN BPJS Kesehatan

Setelah itu pada tahun 2017, Pemdes mengembangkan penanganan sampah dengan membuat bank sampah sektor yang anggotanya terdiri dari bank sampah unit di setiap RT dengan jumlah 15 RT. "Sampah di bank sampah sektor kita pilah dan dikelompokkan, setelah dijual ke pengepul dengan cara dipilah terlebih dahulu," ujarnya.

"Dengan seperti itu otomatis akan memiliki harga jual berbeda bila dibandingkan dengan menjual cara gelondongan. Alhamdulillah dari hasil itu salah satu uangnya bisa digunakan untuk membantu membiayai ataupun membayar iuran BPJS warga," imbuhnya. 

Saptaya Nugraha juga membeberkan, bahwa sudah memiliki 46 item yang bisa dibeli terkecuali satu yang tidak bisa yakni baju bekas. Setelah melihat manfaat sampah yang mampu digunakan untuk membayar iuran BPJS akhirnya warga setempat bertambah semangat untuk mengelola sampah hingga sekarang.

Baca Juga: 500 Relawan Surabaya Memanggil Kini Dicover BPJS Ketenagakerjaan

"Untuk harga jual maupun beli kita gunakan itu mengikuti harga pasaran yakni kondisional. Bila harga turun, maka harga barang kita beli dari warga juga turun begitu sebaliknya," ujarnya. 

Adapun jumlah warga Desa Sidorejo yang telah menikmati BPJS dari hasil manfaat sampah sudah mencapai sekitar 90 persen. Sedangkan, sampah yang dikelola Pemdes setiap bulannya sekitar dua sampai tiga ton sampah dan itu ditempatkan di balaidesa Sidorejo. 

Selain itu, Saptaya Nugraha juga memaparkan, bahwa sampah tersebut tidak hanya bisa digunakan untuk membayar iuran BPJS saja. Tetapi, bisa dimanfaatkan untuk kreatifitas yang mampu memiliki nilai jual tinggi. 

"manfaat sampah itu tidak digunakan hanya untuk iuran BPJS saja melainkan banyak kemanfaatan lain, seperti bisa dibuat bunga, baju untuk karnafal dan digunakan untuk bahan kursi," katanya.