Logo

Wali Kota Surabaya Paparkan Strategi Hadapi Covid-19 Varian Delta Plus

Dipaparkan dalam Rakor bersama Forkopimda Jatim
Reporter:

Selasa, 16 November 2021 00:00 UTC

Wali Kota Surabaya Paparkan Strategi Hadapi Covid-19 Varian Delta Plus

RAKOR. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi beri paparan dalam rapat Percepatan Vaksinasi Antisipasi Covid-19 Varian Baru dan Persiapan Natal Tahun Baru 2022 bersama Forkopimda Jatim, Senin malam, 15 November 2021. Foto: Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya – Hari Raya Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru (Nataru) 2022 hanya tinggal hitungan pekan. Namun ada sejumlah persoalan serius yang tengah menjadi perhatian Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Surabaya.

Satu di antaranya mengenai prediksi datangnya gelombang ketiga Covid-19 varian delta plus yang sudah ditemukan di beberapa negara luar Indonesia. Sebagai langkah antisipasi, Forkopimda Kota Surabaya mulai merapatkan barisan dan menyiapkan sejumlah langkah.

Sejumlah langkah antisipasi itu dipaparkan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam rapat Percepatan Vaksinasi Antisipasi Covid-19 Varian Baru dan Persiapan Natal Tahun Baru 2022 di Grand City Convention dan Exhibition Hall Surabaya, Senin malam, 15 November 2021.

Rapat bersama Forkopimda Jawa Timur beserta seluruh kepala daerah kabupaten/kota se-Jatim itu untuk menyamakan persepsi langkah mitigasi termasuk kolaborasi membendung datangnya mutasi Covid-19.

"Kalau kita melihat enam indikator PPKM Darurat Level 1 di Kota Surabaya, hingga hari ini angka kematian sudah 0. Kemudian, rawat inap rumah sakit 0,65 dan kasus konfirmasi 1,78," kata Eri.

BACA JUGA: Jaga Semangat, Nakes di Surabaya Ikuti Sharing dengan Motivator Nasional

Menurutnya, yang terpenting adalah testing, tracing, dan treatment (3T) agar terus dilakukan secara konsisten. Hingga saat ini, testing di Kota Surabaya berada di angka 0,12, dengan tracing 29,63 dan treatment 1,34.

"Artinya, kapasitas 3T di Surabaya tergolong sudah memadai," ia menegaskan.

Per 14 November 2021 tercatat masih ada tujuh kasus aktif dari total sekitar 2,9 juta penduduk di Kota Surabaya. Meski kasus aktif masih berada di bawah angka 10, Eri mengaku tak ingin kecolongan.

Karena itu, pihaknya menyiapkan sejumlah langkah antisipasi lonjakan gelombang Covid-19. Langkah pertama adalah peningkatan kegiatan secara konsisten dan terintegrasi upaya 4T, yakni tracking (pelacakan), tracing (penelusuran), testing (pemeriksaan) dan treatment (perawatan).

"Ini yang kita lakukan secara terus menerus hampir selama 24 jam sampai hari ini. Kami berkolaborasi dengan puskesmas, kelurahan, kecamatan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, hingga relawan tracer," ia menjelaskan.

Tak hanya itu, pelaksanaan testing juga berjalan melibatkan tiga pilar, yakni pemkot, TNI, dan Polri. Sedangkan pelaksanaan Surveilans Aktif (Active Case Finding), dilakukan secara terintegrasi melalui pemeriksaan RT-PCR.

BACA JUGA: Status Surabaya di Level 1, Ini Kata Walkot Eri Cahyadi

Surveilans Aktif diterapkan dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas bagi warga Satuan Pendidikan.

"Ini kita lakukan selama evaluasi untuk PTM yang dilakukan di sekolah-sekolah. Meskipun kadang-kadang ada yang naik setelah itu kita blocking area, kita bisa turun kembali," ia mengungkapkan.

Di sisi lain, operasi yustisi protokol kesehatan (prokes) secara konsisten siang dan malam dilakukan jajaran tiga pilar kecamatan dan kelurahan. Setiap hari, Tim Swab Hunter dan Vaksin Hunter berkeliling ke tempat-tempat keramaian. Mereka bertugas memastikan warga disiplin menjaga prokes.

"Jadi kami keliling setiap malam ke tempat-tempat keramaian. Tidak kami bubarkan, tapi kami berikan masker sekaligus melakukan swab secara acak dan kami tanyakan terkait vaksin. Kalau dia belum divaksin, kita lakukan vaksin langsung di lokasi," ia memaparkan.

Antisipasi gelombang ketiga juga dilakukan melalui pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk kasus positif dengan nilai ambang batas atau cycle treshold (CT) kurang dari 20. Apabila ditemukan CT kurang dari 20 akan diberikan pelayanan ekstra kepada warga tersebut.

CT adalah nilai ambang batas siklus untuk mendeteksi keberadaan DNA atau RNA virus Corona pada pemeriksaan PCR. Semakin kecil nilai pengulangan maka berarti kadar virus dalam tubuh semakin banyak karena cepat terdeteksi.

Biasanya pengulangan proses amplifikasi untuk mendeteksi keberadaan DNA atau RNA virus Corona pada pemeriksaan PCR adalah sebanyak 40 atau disebut CT value 40.

Eri menambahkan swab massal di wilayah berisiko tinggi di tingkat RT, RW, hingga kelurahan juga secara masif dilakukan.

"Sehingga kita menjaga betul jangan sampai kasusnya naik di Kota Surabaya. Penyekatan wilayah perbatasan juga kami lakukan dengan RT/RW untuk monitoring pelaku perjalanan. Kami selalu mengatakan kehebatan Surabaya ada pada kekuatan RT/RW, bukan Pemkot Surabaya," ia menekankan.

BACA JUGA: Strategi Surabaya Capai Indikator Penanganan Covid-19 Level 1

Sebagai langkah kuratif, Pemkot Surabaya melakukan evakuasi cepat kasus positif ke lokasi karantina yang telah disiapkan 24 jam. Satu di antaranya berada di Hotel Asrama Haji (HAH), Kecamatan Sukolilo, Surabaya.

"Warga yang sakit (positif) itu kita pisahkan. Kita berpikir kalau kita ingin bebas atau berkurang dari Covid-19, maka yang sakit kita ambil kita berikan tempat tersendiri," ia menuturkan.

Sedangkan untuk lokasi pemukiman warga yang sakit akan dilakukan blocking area. Dalam radius beberapa meter, warga di kawasan itu akan dilakukan swab massal dan dijaga Satgas Kampung Tanggung Wani Jogo Suroboyo.

Terkait dengan vaksinasi, pemkot bekerjasama dengan beberapa instansi dan stakeholder menyiapkan beberapa langkah percepatan, mulai dari menyediakan Sentra Vaksinasi Bersama (SVB), vaksin dari rumah ke rumah, Vaksinasi Drive Thrue, hingga Vaksin Corner di Mall.

Untuk memasifkan upaya ini, jajaran kecamatan dan kelurahan rutin melakukan update data vaksinasi pada aplikasi LawanCovid-19.

"Termasuk pula melakukan update data warga yang belum melakukan vaksinasi," ia memastikan.

Data terkini vaksin Covid-19 di Surabaya per tanggal 14 November 2021 mencatat, untuk dosis satu sudah mencapai sekitar 116,53 persen atau sebanyak 2.584.840 sasaran. Sedangkan untuk dosis kedua mencapai sekitar 94,11 persen atau sebanyak 2.087.376 sasaran. Kemudian dosis ketiga, sudah sekitar 110,90 persen atau sebanyak 36.628 sasaran.

Sementara untuk kategori lansia, vaksinasi di Surabaya untuk dosis satu sudah mencapai sekitar 94,97 persen atau 239.385 sasaran dan dosis kedua mencapai sekitar 85,08 persen atau 214.458 sasaran.