Senin, 01 June 2020 11:40 UTC
SD SOEKARNO. Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dan pejabat Pemkot Mojokerto melakukan upacara peringatan Hari Lahirnya Pancasila di SD Negeri Purwotengah bekas sekolah rakyat di mana Soekarno pernah belajar, Senin, 1 Juni 2020.Foto:Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari atau Ning Ita bersama jajaran pejabat Pemkot Mojokerto mengikuti upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, Senin, 1 Juni 2020. Upacara kali ini berbeda dari sebelumnya karena dilaksanakan secara virtual dengan mendengarkan pidato dari Presiden Joko Widodo yang ditampilkan melalui layar video.
Selain itu, tempat upacara terasa sangat sakral karena berada di halaman SD Negeri Purwotengah, Kelurahan Purwotengah, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.
Informasi yang dihimpun, mantan Presiden RI pertama sekaligus penggagas Pancasila, Soekarno, pernah menyenyam pendidikan di SD yang dulu bernama Tweede Inlandsche School atau Sekolah Kelas Dua atau Sekolah Ongko Loro.
BACA JUGA: Kota Mojokerto Berbenah, Kendalikan Banjir hingga Wisata Bahari Majapahit
Sekolah ini merupakan Sekolah Rakyat setingkat Sekolah Dasar dengan masa sekolah tiga tahun. Soekarno belajar di sekolah setempat sejak tahun 1906 hingga 1908. Ayahnya, Soekemi Sosrodihardjo, adalah guru di sekolah tersebut. Sekolah Ongko Loro adalah julukan bagi sekolah yang menampung anak pribumi yang saat itu masih dianggap warga kelas dua.
Lulus dari Sekolah Ongko Loro, Soekarno melanjutkan pendidikan ke Europeesche Lagere School (ELS) yang sekarang ditempati SMP Negeri 2 Kota Mojokerto di Jalan Ahmad Yani. Ia sekolah di ELS selama tujuh tahun sejak 1908 hingga 1915. ELS dikenal sebagai Sekolah Rendah Eropa diperuntukkan untuk keturunan peranakan Eropa, keturunan timur asing atau pribumi dari tokoh terkemuka dengan masa sekolah tujuh tahun.
Setelah lulus dari ELS, Soekarno melanjutkan pendidikan ke Hogere Burgerschool (HBS) di Surabaya. Sejak saat itulah, Soekarno meninggalkan Mojokerto.
SD SOEKARNO. Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari melihat lonceng kuno di SD Negeri Purwotengah bekas sekolah rakyat di mana Soekarno pernah sekolah. Foto: Karina Norhadini
BACA JUGA: Target Tanpa BAB Sembarangan, Pemkot Mojokerto Resmikan IPAL Komunal
Pemkot Mojokerto rencananya akan menjadikan SD Negeri Purwotengah sebagai "Galery Soekarno Kecil". Ning Ita sengaja memilih lokasi SD tersebut untuk mengenang Soekarno kecil yang punya andil besar dalam mencetuskan Pancasila.
"Khusus Kota Mojokerto tahun 2020 ini kami memperingatinya di halaman SDN Purwotengah karena bagian SDN ini ke depan akan kita jadikan area pembuatan Galery Soekarno Kecil," katanya.
Karena di tengah pandemi, peserta upacara hanya beberapa orang dan saling berjarak. “Biasanya seluruh elemen ikut bersama-sama, tapi ini sangat terbatas mengikuti upacara pada hari ini. Kita juga upacara secara video conference dengan pejabat tinggi pusat," kata Ning Ita.
Ning Ita mengatakan dua sekolah yang pernah jadi tempat pendidikan Soekarno di Mojokerto punya andil dalam membentuk karakter seorang Soekarno.
BACA JUGA: Inovasi Kota Mojokerto “Posko Paman” dapat Menekan Angka Penyakit Diare
"Hal inilah sekaligus menjadi pengetahuan kita bersama bahwa total delapan tahun beliau bermain dan belajar bahkan mungkin membentuk karakter patriotnya di sini," kata Ning Ita.
Untuk mempertahankan aspek sejarah dan cagar budaya SD Negeri Puwotengah, Pemkot Mojokerto terus berupaya melakukan renovasi tanpa menghilangkan ciri fisik bangunan di SD setempat yang seharusnya tahun 2020 ini sudah jadi wisata sejarah. Harapannya, masyarakat luas mengenal Kota Mojokerto menjadi cikal bakal sang Proklamator dalam mengenyam pendidikan baik membaca maupun menulis.
"Sebelum ini dibangun kondisinya bisa dilihat demikian, tapi nantinya tentu tidak dibangun baru karena ini cagar budaya. Jadi ke depan bisa dilihat gedung olahraga atau aula yang masih dalam bentuk aslinya dengan kayu-kayu yang kokoh, harusnya tahun ini sudah dilakukan pemugaran, tapi karena pandemi jadi kita tidak bisa laksanakan. Mudah-mudahan tahun depan bisa kita wujudkan," ujarnya.