Selasa, 25 February 2020 09:15 UTC
NGOPI BARENG. Acara Ngopi Bareng Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari akrab disapa Ning Ita, Senin, 24 Februari 2020. Ita menyampaikan gagasannya mengembangkan potensi Kota Mojokerto termasuk di bidang wisata. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto - Sebagai kota terkecil di Indonesia dengan luas hanya 16,47 kilometer persegi, Kota Mojokerto terus berbenah dan berkembang seiring dengan berjalannya waktu.
Di bawah kepemimpinan Wali Kota Ika Puspitasari dan Wakil Wali Kota Achmad Rizal Zakaria, percepatan pembangunan dilakukan. Hal ini tidak lepas dari program prioritas utama mereka dalam mensejahterakan masyarakat. Ada tiga program khusus yang saat ini tengah difokuskan dalam mendukung Kota Mojokerto sebagai Kota Pariwisata.
Yang pertama, penanganan banjir di sejumlah wilayah. Sebagai daerah yang memiliki topografi cekungan, Kota Mojokerto sering kali dilanda banjir d ibeberapa titik ketika hujan deras. Tak heran, permasalahan banjir tersebut, memiliki perhatian khusus bagi wali kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini.
Sejak tahun pertama menjabat, Ning Ita -sapaan akrab wali kota-, terus berbenah dengan meninjau secara langsung kondisi di lapangan seperti perbaikan sistem drainase secara terpadu melalui biopori, sumur resapan, dan bozem atau kolam penampung.
BACA JUGA: Target Tanpa BAB Sembarangan, Pemkot Mojokerto Resmikan IPAL Komunal
Tak hanya perbaikan sistem drainase, Pemerintah Kota Mojokerto juga melakukan normalisasi saluran primer sepanjang 24,248 kilometer, sekunder 91,158 kilometer, dan tersier 248,542 kilometer. Selain itu juga pengadaan sekaligus peningkatan sarana dan prasarana pendukung seperti pompa, rumah pompa, pompa portable, ekskavator, dan truk.
Pemkot Mojokerto juga mengoptimalkan Program Kali Bersih (Prokasih) di tingkat lingkungan dengan harapan mampu mengurangi volume sampah. Sehingga potensi luberan air yang masuk ke pemukiman warga dapat ditanggulangi sejak dini.
"Sebagai kota yang dikelilingi dengan berbagai aliran sungai, tentunya sampah-sampah tersebut tidak datang secara regional saja. Artinya, Kota Mojokerto ini berada di tengah-tengah sehingga sering mendapat kiriman sampah dari hulu ke hilir. Sedangkan untuk warga kota, kami telah memberikan edukasi dan sosialisasi agar tidak membuang sampah di sungai dan memanfaatkan TPA atau TPST sebagai tempat pembuangan sampah," ujar Ning Ita saat acara “Ngopi Bareng Ning Ita”, Senin, 24 Februari 2020.
Di tahun-tahun sebelumnya, peristiwa banjir yang kerap melanda Kota Mojokerto hingga berhari-hari belum dapat ditanggulangi maksimal. Hingga pergantian kepemimpinan baru di tahun 2019, Pemerintah Kota Mojokerto fokus dalam menanggulangi banjir dengan melakukan pengkajian drainase primer.
Hasilnya, potensi-potensi banjir dapat ditangani secara tepat sasaran. Salah satunya, mengoptimalkan fungsi rumah pompa yang tersebar sebanyak 17 unit. Sedangkan di tahun 2020 akan ada pemasangan CCTV untuk pemantauan debit air dan penindakan bagi warga yang membuang sampah sembarangan di sungai.
Selain program pengendalian banjir, program khusus kedua adalah menumbuhkan pusat-pusat perekonomian baru dan peningkatan ekonomi kreatif. Mulai tahun 2019, Ning Ita gencar melakukan pemberdayaan masyarakat melalui ibu-ibu PKK dan Karang Taruna Wanita dalam meningkatkan taraf perekonomian keluarga.
BACA JUGA: Atasi Banjir, Pemkot Mojokerto Anggarkan Rp 3 Miliar Perbaiki Jalan Majapahit
Program yang dijalankan misalnya memberikan pendampingan penuh kepada para IKM/UMKM agar produk-produk yang dihasilkan dari tangan-tangan perajin mampu menembus pasar nasional dan internasional.
"Hasil dari para perajin atau produsen ini nanti akan kami suguhkan di rumah rakyat dan outlet oleh-oleh milik Pemerintah Kota (Rest Area Gunung Gedangan)," katanya.
Sedangkan program khusus terakhir dalam mendukung percepatan pembangunan Kota Mojokerto adalah pengembangan potensi kepariwisataan. Pemerintah Kota Mojokerto telah menyiapkan grand design Wisata Bahari Majapahit yang bakal menjadi jujukan baru bagi para wisatawan.
Pengembangan kepariwisataan ini nantinya akan berada di wilayah timur Kota Mojokerto atau bersebelahan dengan Jambatan Rejoto. Di atas lahan seluas delapan hektar, Ning Ita telah menyiapkan pembangunan Taman Budaya yang dilengkapi dengan amphitheatre (amfiteater).
"Selain taman budaya, di dalam Wisata Bahari Majapahit akan ada Monumen dan Taman Kalpataru, Monumen Gajah Mada, Kapal Bahari, camping ground, wisata perahu lengkap dengan dermaganya dan shelter-shelter Majapahitan," ucap Ning Ita.
BACA JUGA: Jadikan Kampung Wisata Air, Warga Gotong Royong Normalisasi Kali Tlusur
Sedangkan untuk bantaran Kali Ngotok, menurutnya, Pemkot Mojokerto bekerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dalam pemanfaatannya misalnya untuk penanaman pohon Tabebuya, Mojo, dan mengembangkan agrowisata kota yang modern. “Sedangkan tahun ini, pengerjaan Monumen Tri Buana Tungga Dewi dan Pemandian Sekarsari masih dalam progress,” katanya
Melalui perwajahan baru Kota Mojokerto menjadi Kota Pariwisata, Ning Ita berharap mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat di Bumi Majapahit.
Berbagai program khusus dari Pemerintah Kota Mojokerto juga mendukung percepatan pembangunan ekonomi kawasan di Jawa Timur sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan-Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, dan Kawasan Selingkar Wilis serta Lintas Selatan.